
SURABAYA (Lenteratoday) -Ketua Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) Rumah Sakit Lapangan Indrapura Surabaya, Radian Jadid berharap, jangan sampai Indonesia mengalami Tsunami Covid 19 seperti yang dialami oleh India.
Rumah Sakit Lapangan Indrapura Surabaya (RSLI) disiapkan untuk mengantisipasi varian baru Virus Corona dari Afrika dan Inggris.
"Kami mengantisipasi itu dan yang jelas dari Dinas Kesehatan pusat sudah menghimbau, untuk lebih waspada," ujar Radian Jadid, Minggu (16/5/2021).
Sejauh ini, lanjut Radian Jadid, TKI yang dirawat berasal dari Malaysia 62 orang, Belanda 2 orang, Jepang dan Hongkong 1 orang, Brunei Darussalam 3 orang, serta Singapura 3 orang.Rata rata mereka berusia 25 sampai 65 tahun.
"Kabarnya TKI dari Timur Tengah akan masuk itu juga yang harus kami waspadai," tuturnya.
Setibanya di Tanah Air, kata Radian Jadid, para Pekerja Migran Indonesia Jatim terlebih dahulu dikarantina di Rumah Sakit Asrama Haji. Mereka kemudian mengikuti Swab Test PCR. Jika hasilnya negatif, harus isolasi mandiri selama 5 hari.
Seluruh pasien yang datang dilakukan pengambilan sampel, kemudian spesimen dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).
"Kalau hasilnya positif, langsung dilarikan ke RSLI untuk menjalani perawatan 14 hari. Kami assesment dan Swab tiap 5 hari, bila hasilnya positif, lima hari di swab lagi. Jika misal di swab pertama negatif, kami percepat 2 hari lagi dites. Kalau hasilnya negatif lagi, sehari kemudian kami rapatkan kalau memang kondisi tubuhnya sudah bagus mereka bisa dipindahkan untuk isolasi mandiri di rumah," terangnya.
"Ini juga tergantung dari Dinkes kota atau kabupaten. Penangannya kami kembalikan kepada mereka dilengkapi surat jalan dari Dishub. Perwakilan pemerintah setempat menjemput atau menerima ditempatnya, nanti kebijakannya bisa isolasi di rumah atau punya tempat sendiri," imbuhnya.
Radian Jadid juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak lupa menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Para tenaga kesehatan khususnya, sangat penting harus waspada.
"Nanti kalau tenaga kesehatan tidak ada siapa yang menangani, protokol kesehatan jangan sampai dilupakan. Kewaspadaan itu penting," tandasnya (Ard).