
INDIA (Lenteratoday) - Bagi warga India, Sungai Gangga adalah sungai kramat. Berbagai aktivitas keseharian dan keagamaan warga berkaitan dengan Sungai Gangga. Namun sayangnya, Sungai Gangga juga dijadikan tempat pembuangan mayat pasien covid 19. Kabar ini merebak setelah Pemerintah India mengakui jenazah yang ditemukan di beberapa sungai, termasuk sungai Gangga adalah pasien COVID-19.
Dalam sebuah surat yang dilihat Reuters, pengakuan resmi datang dari pemerintah negara bagian yang mengkhawatirkan praktik tersebut dan menduga ada kaitannya dengan kemiskinan dan ketakutan di desa.
"Pemerintah memiliki informasi bahwa jenazah mereka yang meninggal karena COVID-19 atau penyakit lainnya dibuang ke sungai alih-alih dibuang sesuai ritual yang tepat," kata seorang pejabat senior negara, Manoj Kumar Singh, pada 14 Mei.
Singh mengonfirmasi surat itu kepada Reuters, tetapi mengatakan otopsi pada empat hingga lima mayat di distrik Ghazipur, negara bagian, belum mengungkapkan infeksi virus.
"Mayatnya sudah membusuk, jadi saya belum yakin dalam keadaan ini bisa diketahui positif korona," ujarnya lewat pesan singkat.
Dalam memo itu, Singh mengatakan kurangnya dana untuk bahan-bahan seperti kayu bakar untuk kremasi dan ketakutan akan penyakit itu adalah di antara kemungkinan alasan lonjakan pembuangan mayat COVID-19 di sungai.
Dia meminta pejabat tingkat desa untuk memastikan tidak ada mayat yang dibuang ke air dan mengatakan bahwa pemerintah negara bagian akan membayar masing-masing keluarga miskin 5.000 rupee (Rp 971 ribu) untuk mengkremasi atau menguburkan mayat.
Negara juga meminta polisi untuk berpatroli di sungai untuk menghentikan praktik tersebut. Dikuatirkan, air sungai Gangga dan sekitarnya inilah yang juga menjadi pemicu penyebaran covid di negeri tersebut.(ist)