
MALANG, (Lenteratoday) - Kecepatan informasi di era disrupsi memungkinkan seseorang untuk menerima disinformasi dan meneruskannya tanpa mengecek fakta. Namun, benarkah disinformasi hanya terjadi di era konvergensi media saja? Saat ditemui Lentera dalam sebuah kesempatan, Dr. Antoni, Kepala Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, menyampaikan hasil amatannya terhadap fenomena disinformasi.
Dalam sejarahnya, disinformasi memiliki banyak perubahan pada fungsinya. “Disinformasi pada praktik sejarahnya terjadi sejak berabad-abad lalu, ia digunakan untuk propaganda politik atau persaingan bisnis salah satu contohnya,” papar Antoni.
Contoh disinformasi yang sempat terjadi di Indonesia dan dijadikan bahan propaganda adalah perjanjian supersemar, yang hingga hari ini masih dipertanyakan kebenarannya. Selain itu, film-film G30SPKI yang diproduksi pemerintah dan disebarluaskan ke masyarakat bahkan generasi muda untuk propaganda.
Saat ini di era konvergensi media, komunikasi manusia menjadi berbeda, sejarah disinformasi dengan mudah bisa kita telusuri sumber kejelasannya. Akan tetapi, disinformasi masih belum bisa beranjak dari kehidupan manusia.
“Disinformasi ini kan pada dasarnya sudah terjadi sejak dulu, hanya mengalami perubahan saja dari tahun ke tahun, sesuai dengan tujuan disinformasi ini dibuat,” lanjutnya menjelaskan.
Jika menerima pesan dahulu membutuhkan waktu berbulan-bulan, saat ini dalam hitungan detik saja, kita bisa mendapat apa yang kita inginkan dengan ujung jari. Disinformasi juga menjadi semakin mudah dijumpai, dan dengan mudah disebarkan. Kebiasaan baru kita yang serba instan, juga kerap menjebak diri dengan mudah terbawa arus disinformasi.
Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melawan disinformasi, di era disrupsi. “Saya rasa mengandalkan kekuatan nalar adalah cara paling ampuh ya untuk melawan disinformasi,” kata Antoni. Menjadi sceptical sangat diperlukan, agar kita tak mudah terjebak, mengasah nalar kritis dan perbanyak sumber informasi juga bisa membentengi kita dari disinformasi, (ree)