18 April 2025

Get In Touch

Koalisi PDIP – Gerinda Bisa Saja Terjadi, Ini Alasannya

Koalisi PDIP – Gerinda Bisa Saja Terjadi, Ini Alasannya

JAKARTA (Lnteratoday) - Seberapa besar kemungkinan PDIP dan Partai Gerindra berkoalisi dalam Pilpres 2024 masih menjadi pertanyaan sebagian masyarakat. Direktur Indo Barometer M Qodari mengatakan bahwa kemungkinan itu. Alasannya, keduanya dekat secara ideologis.

"Kemungkinan PDIP memang berkoalisi dengan Gerindra dengan tiga alasan, pertama kedekatan ideologi PDIP dengan Gerindra. Partai ini kan sesungguhnya sama-sama berasal dari segmen atau dari kubu nasionalis perfeksionis. Artinya adalah kubu nasionalis yang ideologinya itu pasar tapi ada peran negara di sana untuk melindungi kelas menengah ke bawah," kata Qodari kepada wartawan, Jumat (28/5/2021).

Tidak hanya itu, Qodari juga menyebut adanya kedekatan pribadi Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto. Qodari menyebut ada peran penting Mega yang tidak bisa dilupakan Prabowo. Adanya kedekatan antara Jokowi dan Prabowo karena Prabowo saat ini menduduki posisi menteri dalam kabinet.

"Kedua kedekatan pribadi Bu Mega dengan Pak Prabowo. Prabowo itu kembali ke Indonesia ada peran dari Ibu Mega dan almarhum Pak Taufiq Kiemas, itu tidak mungkin bisa dilupakan," ujarnya.

"Ketiga kedekatan pribadi Jokowi dengan Prabowo, yang sebetulnya walaupun dua kali menjadi lawan tanding tapi sesungguhnya keduanya ini teman atau sahabat yang saling mendukung ketika dibutuhkan," imbuh Qodari.

Qodari menyebut saat ini tinggal bagaimana formasi dalam Pilpres 2024. Jika amandemen terjadi dan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, tidak tertutup kemungkinan keduanya akan mengusung Jokowi-Prabowo.

"Kalau amandemen UUD '45 terjadi dan Jokowi bisa tiga periode, maka Jokowi akan jadi calon presiden mewakili PDIP dan Prabowo akan jadi cawapres dari Partai Gerindra," ujarnya.

Jika tidak terjadi amandemen, menurut Qodari, Prabowo bisa saja diusung jadi capres asalkan elektabilitas masih bertahan mengalahkan tokoh PDIP lain.

"Kalau tidak terjadi amandemen, Prabowo menjadi capres atau dengan catatan kalau surveinya masih di atas tokoh PDIP, yang saya maksudnya tokoh PDIP itu ada hari ini Puan Maharani bukan Ganjar. Menurut saya Mas Ganjar ini sudah hampir mustahil diangkat oleh PDIP karena sudah dianggap kebablasan atau sudah diragukan," tuturnya.

"Jadi koalisi PDIP dan Gerindra ini sudah hampir pasti bahkan istilah saya sudah kawin gantung, tinggal peresmian saja di tahun 2024. Tapi mengenai format apakah Prabowo capres atau cawapres, tergantung dinamika politik ke depan," lanjut Qodari.(ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.