
SURABAYA (Lenteratoday) - Banyaknya orang tua dan wali murid yang kesulitan mengakses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online, membuat sejumlah pemuda di Surabaya mendirikan posko PPDB.
Mereka yang tergabung dalam organisasi Garda Muda Bibit Unggul (GMBU), membantu para calon siswa SMA dan SMK Negeri di Kelurahan Kalibutuh melihat jumlah pagu yang tersedia. Sebagian diantaranya ada yang mensosialisasikan cara pendaftaran melalui jalur zonasi.
Ketua GMBU, Bagas Abiyu, mengatakan, posko tersebut didirikan sejak 2018. Meski sempat mengalami kekosongan pada tahun 2020, akibat pandemi Virus Corona, posko kembali dibuka lagi pada tahun 2021.
"Tahun lalu hanya buka satu posko di Krembangan Bakti. Tahun ini kami membuka 3 posko. Di Kalibutuh, Wonocolo, dan Karangpoh," ungkap Bagas, Jum’at (29/5/2021).
Menurut Bagas, tak sedikit orang tua atau wali murid yang mengaku kesulitan mengakses PPDB secara daring. Mereka tidak tahu terkait pendaftaran. Perkembangan teknologi semakin cepat, diperparah dengan orang tua yang gaptek.
"Berangkat dari hal itu, kami kemudian membantu masyarakat untuk mendaftarkan anak anaknya ke SMP, SMK, SMA Negeri," ungkapnya.
"Ada 2 printer, lalu 6 sampai 7 laptop. Kami juga memasang informasi pagu yang disediakan masing masing sekolah. Di Website PPDB ada pagu, langsung tinggal lihat di website nya, nanti kami menginformasikan kepada orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya," imbuh Bagas.
Dari informasi itu, lanjut Bagas, orang tua jadi tahu estimasi jarak sekolah dengan rumahnya. GMBU juga memberikan penjelasan terkait pilihan sekolah negeri yang sesuai antara jarak rumah dan nilai, dengan sekolah negeri.
"Bisa sampai 5 sampai 7 orang tua mendaftar. Kalau menjelang penutupan, pagi sampai sore sekitar 7 sampai 9 orang yang mendaftar. Mereka membawa KK NISN, NPSN, membawa pin," jelasnya
"Hanya organisasi GMBU saja yang membuka posko PPDB di Surabaya.Kalau bisa semua anak muda bisa membuka posko yang serupa agar membantu masyarakat luas terkait PPDB.Menggaet anak anak muda untuk membantu orang tua yang kesulitan dalam hal teknologi," tuntasnya.
Sekedar informasi, GMBU merupakan organisasi sosial yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan. Organisasi tersebut berasal dari remaja penerima beasiswa Gemas (Generasi Emas) dari Pemkot.
"Contoh pengabdian kepada kota surabaya adalah ini.Lalu senam baksos pendampingan belajar anak yatim piatu, anak anak jalanan semua kegiatan berlatar belakang sosial," tandasnya.
Sementara itu, Ardiansyah (21), salah satu Wali Murid, menuturkan, ia bersama adiknya Husein (15), hendak mendaftar di SMAN 1 SMAN 6 SMA 21. Husein adalah lulusan SMP Muhammadiyah 3 tahun 2021.
"Kesulitan pendaftaran zonasi karena tidak tahu jarak dari rumah dengan sekolah. Kalau lihat dari aplikasi jaraknya berbeda," katanya.
Berdasarkan info yang diterima, Ardiansyah menyebutkan, jarak SMAN 1 dengan rumah mencapai 1500 meter, SMAN 6 1000 Meter, dan SMAN 21 600 meter. Ardiansyah mendaftar sejak pukul 1 siang. Ia bersyukur telah dibantu cara mendaftar. Mengingat, mekanismenya mengalami perubahan.
"Mau ngambil kesempatan zonasi dulu.Kalau tidak bisa ke jalur selanjutnya. Mau masuk jurusan IPS. Harapannya ingin diterima," kata Husein. (Ard)