
SURABAYA (Lenteratoday) -Seluruh gerai Giant di Surabaya bakal ditutup pada bulan Juli 2021 mendatang. Operasional supermarket dibawah naungan PT Hero Supermarket itu diyakini dihentikan akibat pandemi Covid 19.
Kabar yang kurang menggembirakan tersebut, sontak mengundang perhatian dari berbagai pihak.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Provinsi Jawa Timur, April Wahyu Widati, mengatakan, meski telah beredar informasi penutupan gerai, saat ini pembeli masih memadati Giant.
"Hal ini suatu kewajaran karena masyarakat tertarik, setelah mendengar adanya informasi harga diskon dan jual sampai habis," ujarnya, Minggu (13/6/2021).
Menurut April, banyak sekali pemberitaan yang masif baik dari media online, maupun media massa lainnya terkait kabar tersebut.
April menuturkan, strategi yang tepat bagi pengusaha ritel bertahan ditengah gempuran badai virus Corona, saat ini belum ada. Ini membuktikan perubahan di lingkungan masyarakat sangat cepat.
"Prinsipnya retail harus cepat adaptasi dengan kondisi yang ada. Ritel dengan format kecil sampai sedang tengah diminati masyarakat karena fasilitas parkir yang nyaman," tuturnya.
"Hal ini disebabkan konsumen saat ini menginginkan kemudahan, cepat dan efisien dalam berbelanja. Selain itu pembelajaan saat ini sifatnya lebih ke harian," sambungnya.
Konsumen, kata April, tidak lagi menyimpan barang belanja dalam jumlah besar untuk stok di rumah. Fenomena itu juga dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat.
"Apalagi rata rata pendapatan saat ini memang tidak sebesar seperti sebelum pandemi," bebernya.
April menyampaikan harapannya kepada pemerintah, segera mungkin retail diberikan insentif pajak, dan pemberlakuan aturan yang membuat kondisi ritel kian terpuruk.
"Aturan PSBB, PPKM, yang membatasi jam operasional toko, adalah salah satu masukan kami," ucapnya
Dia berharap ada percepatan vaksinasi untuk seluruh pelaku ritel modern di kota maupun kabupaten di Jawa Timur. Karena sampai saat ini perhatian ke arah vaksin ini masih minim. Bahkan masih banyak kota dan kabupaten yang kurang waspada (Ard).