
SURABAYA (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut, virus corona varian baru asal India, B16172 sudah memasuki Jatim. Mantan Menteri Sosial tersebut menyebutkan, tiga pasien yang dinyatakan positif, dua orang menjalani perawatan di Surabaya. Sementara sisanya menjalani perawatan di Bojonegoro.
Menanggapi keadaan tersebut, pihak Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya menyampaikan, varian baru Delta B16172 berasal dari tiga pasien Klaster Bangkalan Madura dengan CT Value dibawah 18. Mereka masuk rumah sakit pada 6 Juni 2021.
“Dua pasien di antaranya merasakan gejala ringan, demam, dan batuk berdahak. Hanya saja, salah satu pasien memiliki komorbid Demam Berdarah. Sementara sisanya tanpa gejala dan tanpa komorbid, dipindahkan ke Rumah Sakit Bojonegoro pada 12 Juni dengan pertimbangan domisili. Para pasien sampai saat ini masih menjalani perawatan,” tutur Penanggung Jawab RSLI, Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara.
Ia juga mengatakan, adanya kasus atau kejadian luar biasa di Bangkalan tersebut tentunya tidak bisa diatasi dengan penanganan medis saja. Faktor non medis juga harus menjadi perhatian, karena permasalahan sosial kemasyarakatan juga berpengaruh terhadap upaya penanganan
"Untuk itu, peran relawan pendamping sangat dibutuhkan. Potensi yang ada di masyarakat untuk diajak bergotong royong, bekerja sama membantu menanggulangi pandemi. Terutama dari sisi pendekatan non medis. Upaya melakukan pemetaan kondisi lingkungan serta potensi yang bisa didayagunakan untuk membantu menangani pandemi Covid 19 di Bangkalan telah dimulai," ujarnya, dalam Konferensi Pers, Selasa (16/6/2021).
Selanjutnya, kata dr Nalendra, dilakukan upaya merancang aktivitas dan langkah yang bisa dikolaborasikan stakeholder terdepan. Beberapa usulan dan konsep dari relawan diantaranya tentang pentingnya edukasi pada masyarakat awam terkait pemahaman Covid 19. Kondisi ini membutuhkan percepatan dalam penanganannya, mengingat situasi yang kedaruratan serta membutuhkan peran dan dukungan dari banyak pihak diluar paramedis setempat.
"Juga kebutuhan yang mendesak diantaranya, secara intensif mengedukasi masyarakat untuk mau menggunakan masker dan merubah kebiasaan pemahaman stigma yang ada dalam masyarakat bahwa Covid 19 tidak ada sama sekali. Ini juga sekaligus untuk mengubah jargon atau candaan yang selama ini beredar, yakni Covid 19 tidak ada di Madura," ucapnya.
"Dengan kultur yang ada di Bangkalan, pelibatan dan pengutamaan para tokoh agama dan pondok pesantren, ustadz, dan tokoh masyarakat di kampung kampung, dapat direncanakan dan dijalankan berbagai aktivitas dalam bentuk kampanye hidup sehat, peningkatan kapasitas dan pengetahuan terkait covid serta peningkatan keterlibatan santri, peserta didik dan keluarganya dalam Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pelaksanaan 5M sebagai kunci mengatasi pandemi," tegasnya.
Menurutnya, yang tidak kalah penting adalah upaya penguatan dan peningkatan imunitas melalui asupan makanan bergizi serta rasa gembira dan suasana keseharian yang tenang dan senang, dapat berkontribusi bagi ketangguhan masyarakat menghadapi wabah virus corona khususnya di Bangkalan.
Menghadapi kondisi sekarang, kata dr Nalendra, perlu perubahan perilaku masyarakat yang harus ditekankan oleh pemerintah dan dijalankan oleh seluruh warga masyarakat. Dukungan logistik, sarana prasarana mutlak diupayakan untuk operasional RSLI. Dukungan dan tambahan tenaga medis seperti Dokter dan perawat, serta unsur pendukung lainnya segera disiapkan untuk menghadapi kasus Klaster Bangkalan, apalagi sudah terkonfirmasi varian baru.
"Perlu upaya tindak lanjut menghentikan penyebaran Klaster Madura, memutus mata rantai penularan maka mobilitas perlu dibatasi, yang salah satunya bisa ditempuh melalui lokalisasi penanganan khususnya di Bangkalan, semisal dengan menutup Jembatan Suramadu dan Pelabuhan Perak.Semua lapisan masyarakat diharapkan bahu membahu mengatasi kondisi ini, tetap tenang dan tidak panik mencermati situasi yang ada. Semua hendaknya bisa mengikuti arahan dan langkah sesuai keputusan dari pemerintah," tuntasnya. (Ard)