
JAKARTA (Lenteratoday) – Harmoko, Menteri Penerangan para era Presiden Soeharto, tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto, Minggu (4/7/2021) sekitar pukul 20.22 WIB.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro," kata Ketua DPP Golkar Dave Laksono, dikutip dari detik.com.
Dave minta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan oleh Harmoko yang pernah menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar ini. Dia mendoakan agar almarhum meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
"Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insyaallah beliau husnul khotimah," katanya.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Letnan Jenderal TNI Albertus Budi Sulistya, menerangkan bahwa Harmoko meninggal dunia sesaat sesudah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD). Seperti yang dikabarkan detik.com, Harmoko masuk IGD pada pukul 20.00 WIB. Saat itu kondisinya sudah terjadi penurunan kesadaran.
"Jadi pukul 8 malam Pak Harmoko diantar oleh keluarganya ke IGD RSPAD karena ada penurunan kesadaran," ujar Budi.
Kemudian, pukul 20.22 Harmoko dinyatakan wafat dan pemulasaraan jenazahnya secara Covid. Budi menerangkan, sebelumnya Harmoko belum pernah diperiksa secara khusus atau telemedicine dengan tenaga medis RSPAD. Sementara, terkait dengan penyakit dan diderita Harmoko, Budi tidak membeberkannya.
Untuk diketahui, Harmoko lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939. Selain sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.
Harmoko juga lama berkarir di dunia jurnalistik. Awalnya, dia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada tahun 1964 sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun 1966-1968, dia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, dia menerbitkan harian Pos Kota (ufi/ist)