21 April 2025

Get In Touch

Pengoperasian Rumah Sakit Lapangan Tembak Terkendala Tabung Oksigen

Wali Kota Surabaya saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Gelora 10 November Surabaya
Wali Kota Surabaya saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Gelora 10 November Surabaya

SURABAYA (Lenteratoday) - Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT), Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, masih belum dihuni oleh pasien Covid-19. Pasalnya, Pemkot Surabaya masih menunggu tabung oksigen yang akan dipasang di rumah sakit darurat tersebut.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan rumah sakit baru itu harus ada tabung oksigen, bahkan sampai saat ini belum datang. Meski demikian, ia memprediksi sore ini akan datang dan pemasangannya dibantu oleh Samator.

“Nah, kalau pemasangannya selesai, insyaallah akan langsung beroperasi RSLT,” tegasnya, usai meninjau vaksinasi di Gelora 10 November, Jumat (9/7/2021).

Tentunya, lanjut Eri, oksigen itu sangat diperlukan pada saat menerima pasien Covid-19. Apalagi, jika pasien mengalami sesak nafas. Sehingga, ketika tabung oksigennya sudah datang, maka akan langsung dilakukan pemasangan, serta bisa menerima pasien.

Mantan Kepala Bappeko Surabaya tersebut juga menjelaskan, saat ini Pemkot Surabaya tengah membuka lowongan dokter umum dan perawat. Nantinya, mereka akan menjadi relawan di Rumah Sakit Lapangan Tembak itu.

“Jadi, kita butuh sekitar 100-200 orang perawat dan dokter umum. Karena nanti pasiennya sekitar 1.000 orang kalau sudah beroperasi semuanya,” paparnya.

Adapun kualifikasi untuk tenaga dokter umum adalah memiliki ijazah, usia maksimal 50 tahun, tidak harus mempunyai STR (akan diterbitkan SIP sementara), dan harus sehat jasmani dan rohani.

Sedangkan untuk tenaga perawat kualifikasinya harus memiliki ijazah, usia maksimal 50 tahun, tidak harus mempunyai STR (akan diterbitkan SIP sementara), serta sehat jasmani dan rohani.

"Tenaga dokter umum dan perawat itu nantinya akan mendapatkan gaji, dikontrak dan bisa juga diperpanjang. Pendaftarannya bisa langsung menghubungi drg. Migit di nomor 083854341818 atau Thyar di nomor 081358976548. Jadi, kualifikasinya sudah ditentukan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, memastikan pasien yang akan dirawat tidak bisa langsung datang ke RSLT menggunakan ambulance. Mereka harus melalui mekanisme rujukan dari puskesmas. Hal ini diterapkan untuk mempermudah petugas melakukan tracing atau pelacakan kontak erat.

"Supaya kita tidak tertinggal untuk tracing. Yang membawa ke sini Puskesmas. Jadi kalau warga langsung datang pakai ambulance ke sini tidak bisa," jelasnya.

Di samping itu, Febria menjelaskan, ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi ketika pasien ingin menjalani perawatan di RSLT. Yakni, membawa KTP, KK serta hasil PCR positif baik dari puskesmas ataupun laboratorium lain.

"Tergantung dari mereka periksa Swab PCR di mana. Tapi tetap yang membawa ke RSLT dari puskesmas, karena semua agar terdata," tutur Febria.

Kadinkes yang akrab disapa Feny itu mengungkapkan, kapasitas di RSLT sendiri bisa mencapai 1000 bed. Namun, untuk tahap awal saat ini telah tersedia 400 bed. Kalau di bagian atas bisa sekitar 300.

Nantinya, pasien OTG dan gejala ringan yang berada di Hotel Asrama Haji bakal dipindah ke RSLT. Sedangkan Hotel Asrama Haji sendiri bakal difokuskan bagi pasien kategori OTG, gejala batuk dan pilek.

"Jadi pasien Asrama Haji dipindah ke sini (RSLT) supaya tidak penuh. Di Asrama Haji kan juga ada IGD di sana, tapi kami fokuskan di sini. Sehingga di Asrama Haji hanya OTG, batuk, pilek," paparnya.

"Untuk laboratorium hanya mengambil sampel dan pemeriksaan ringan. Jadi di RSLT ini ada lima ruangan, masing-masing diisi OTG, dan gejala ringan. Kalau gejala berat, ke RSUD Soewandhie," pungkasnya. (Ard)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.