
SURABAYA (Lenteratoday) - Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Andri Arianto, berpendapat bahwa perekonomian masyarakat masih mampu bertahan di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Meski demikian, sebagian masyarakat pastinya menolak PPKM darurat tersebut. "Permasalahannya, di masyarakat Surabaya dan sekitarnya, serta masyarakat yang masuk di Surabaya apakah memahami atau tidak PPKM Darurat," ucapnya, Rabu (14/7/2021).
Meskipun banyak yang mengeluhkan penurunan pendapatan secara drastis, Andri meyakini, masyarakat pasti bisa bertahan secara ekonomi di masa pandemi. "Karena pemerintah masih memberi ruang. Menurut saya tidak ada masalah mekanisme bertahan, kalau PPKM sampai tanggal 20 masyarakat masih mampu," paparnya.
Di satu sisi, dia menandaskan bahwa yang perlu ditekankan adalah masyarakat harus benar-benar sadar secara informasi tentang bahaya gelombang kedua penyebaran virus Covid-19. Dia khawatir kalau masyarakat masih belum sadar, pemerintah bisa memperpanjang PPKM. Maka, dampaknya bisa bertambah menjadi runyam.
"Sanksi yang ada bukan hanya sebagai efek jera. Tapi efek kesadaran bahwa pandemi gelombang kedua varian baru, dan lain lain memakan banyak korban yang terkena dampaknya. Yang jelas penanganan bersama, gotong royong membantu satu sama lain," ucapnya.
Selama masa PPKM darurat, tuntas Andri, pemerintah tetap masif turun ke masyarakat melakukan sosialisasi, dan edukasi demi kesadaran bersama. Pemerintah juga meyakinkan bahwa masyarakat sadar, dan mampu mengantisipasinya dengan protokol kesehatan yang tepat.
"Sehingga nantinya pemerintah bisa tenang setelah lepas dari ppkm," pungkasnya. (Ard)