24 April 2025

Get In Touch

Pernikahan Dini di Tengah Pandemi Meningkat

Ilustrasi.
Ilustrasi.

MALANG, (Lenteratoday) - Datangnya pandemi membawa keresahan pada tiap orang, termasuk orang tua dan anak-anak. Pasalnya sejak pandemi covid19, angka pernikahan anak semakin meningkat.

Pandemi membuat kasus pernikahan anak semakin mengakar dan tak terkendali. Praktik-praktik pernikahan di bawah tangan juga marak terjadi, hal ini disebabkan oleh tidak terkontrolnya data pernikahan yang tertulis di Kantor Urusan Agama (KUA) karena tidak terkontrolnya data selama pandemi.

Menurut catatan Women Crisis Center (WCC) Dian Mutiara Kota Malang, setidaknya ada 1.481 dispensasi pernikahan di Kota Malang, dan 1.726 di Kabupaten Malang. Angka di atas adalah yang tercatat, belum termasuk praktik pernikahan di bawah tangan yang kini marak sejak pandemi.

"Pernikahan anak di tengah pandemi ini seperti gunung es, data yang ada hanyalah puncak gunung es, masih banyak yang belum terdeteksi," kata Ina Irawati Konsultan WCC Dian Mutiara Kota Malang.

"Yang tercatat, usia SMP dan SMA, Bahkan dengan dengan kondisi saat ini dan regulasi yang baru, dispensasi menjadi lebih mudah dilakukan dan lepas dari pengawasan, karena banyak kantor urusan agama yang juga WFH," lanjutnya menjelaskan.

Meningkatnya kasus pernikahan anak di usia dini ini merupakan masalah sistematis dan kompleks. Faktor budaya dan agama juga jadi alasan paling dasar hal ini bisa terjadi.

"Kalau dilihat sebabnya cukup beragam, pernah ada saat sidang keliling dispensasi, lalu menanyakan pada anak-anak ditanya sampai 3 kali, soal adanya kehamilan di luar pernikahan, meski jawabannya tidak ada, tapi dispensasi tetap lolos," kata Ina.

"Faktor kultur juga punya peran sangat kuat di masyarakat. Ini Mempercepat pernikahan, seperti anak tidak ngapa-ngapain ke di rumah, jadi dinikahin saja, konsep seperti ini masih berlaku di tengah masyarakat kita," terusnya memaparkan.

Beberapa kasus perkawinan anak yang sulit dipantau menimbulkan pertanyaan tentang apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal ini terus berulang.

"Setidaknya kita mendorong subjeknya agar punya konsep diri lebih jelas. Supaya juga paham ada konsekuensi yang harus diambil," katanya pada Lentera.

Pernikahan anak menimbulkan banyak problematika, minimnya skill dalam bidang ekonomi dan parenting bisa jadi pemantik potensi kekerasan terjadi dalam rumah tangga. (ree)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.