22 April 2025

Get In Touch

WHO Anjurkan RI Perketat Pembatasan, Satgas Covid-19 Bicarakan Peluang Relaksasi

WHO Anjurkan RI Perketat Pembatasan, Satgas Covid-19 Bicarakan Peluang Relaksasi

JAKARTA (Lenteratoday) - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar RI memperketat pembatasan karena kasus penularan Corona yang tinggi. Satgas Covid-19 meresponsnya dengan mengatakan pemerintah fokus memantau dulu sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, ada diskusi pengenai peluang relaksasi. Lho?!

"Saat ini pemerintah fokus memantau perkembangan kasus terlebih dahulu sebagaimana instruksi presiden dan berusaha menekan angka kasus," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito kepada wartawan, Sabtu (24/7/2021).

Saat ini pemerintah tengah menjalani pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3-4 hingga tanggal 25 Juli. Pemerintah baru akan melakukan relaksasi mulai tanggal 26 Juli jika ada penurunan kasus Corona.

Wiku pun menegaskan bahwa wacana relaksasi PPKM di 26 Juli tersebut bukan berarti menghapus pembatasan layaknya masa awal pandemi covid-19. Relaksasi dilakukan apabila kasus menurun itu akan dilakukan secara bertahap dan hati-hati menuju kehidupan normal baru, sekaligus bersiap jika kemungkinan memang harus dilakukan pengetatan lagi.

Perkembangan kasus positif pada 7 provinsi Jawa-Bali dalam 7 hari terakhir (15 - 21 Juli 2021) menunjukkan tren penurunan pada hampir seluruh provinsi.

Kecuali Bali yang kasus positifnya masih meningkat tiga hari terakhir, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, maupun Jawa Timur memperlihatkan tren menurun.

Dikatakan, dalam 7 hari terakhir, penambahan kasus harian mengalami penurunan dari angka tertinggi 56.757 kasus pada 15 Juli.

Kemudian, menurun hingga 33.772 kasus per hari pada 21 Juli atau turun sebesar 40 persen. Sejalan itu, angka kesembuhan menunjukkan peningkatan lebih dari 70 persen.

Sementara persentase kasus aktif mulai menurun dalam 3 hari terakhir dan persentase tingkat keterisian tempat tidur atau bed of ratio (BOR) harian nasional juga konsisten menurun dalam tujuh hari terakhir dari 76,26 persen menjadi 72,82 persen.

Pada perkembangan kesembuhan pada 5 dari 7 provinsi, kata Wiku, trennya meningkat, kecuali, DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Keduanya menunjukkan tren penurunan.

Di samping itu, tren angka kematian perlu diperbaiki mengingat hampir seluruh provinsi menunjukkan tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta.

Khusus DKI Jakarta pada 21 Juli 2021 menunjukkan penurunan signifikan dari 268 kematian per hari menjadi 95 kematian per hari.

Sementara untuk perkembangan BOR harian, hampir seluruh provinsi telah menunjukkan penurunan kecuali Bali yang masih meningkat dalam 7 hari terakhir. Untuk Bali, selain BOR kasus positif juga perlu menjadi perhatian untuk segera diperbaiki.

Warning WHO

Seperti diketahui, WHO menyatakan situasi penularan Corona di Indonesia sangat tinggi. WHO menyarankan pembatasan ketat dilakukan untuk membendung tingginya tingkat penularan.

Imbauan WHO tersebut tertuang dalam Situation Report-64 yang dirilis oleh WHO pada Rabu (22/7/2021). Situation report ini rutin dirilis setiap pekan oleh WHO. Ini merupakan laporan per 21 Juli 2021.

WHO memaparkan bahwa 32 provinsi di Indonesia mengalami lonjakan jumlah kasus. Sebanyak 17 provinsi di antaranya bahkan mengalami peningkatan hingga 50 persen.

"Selama sepekan, antara 12 hingga 18 Juli, 32 dari 34 provinsi melaporkan peningkatan jumlah kasus, sementara 17 di antaranya mengalami peningkatan kasus yang mengkhawatirkan sebesar 50 persen atau lebih; 21 provinsi (8 provinsi baru ditambahkan sejak minggu sebelumnya) sekarang telah melaporkan varian Delta; dan tes positif proporsinya lebih dari 20 persen di 33 dari 34 provinsi," tulis WHO dalam laporannya.

Berdasarkan data tersebut, WHO menyatakan Indonesia sedang menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, WHO menyarankan agar pembatasan yang ketat diberlakukan.

"Indonesia saat ini menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi, dan ini merupakan indikasi tentang betapa sangat pentingnya untuk menerapkan pembatasan kegiatan sosial dan penanganan kesehatan masyarakat yang ketat (public health and social measures/PHSM), khususnya pembatasan pergerakan, di seluruh wilayah negara," lanjutnya.

WHO juga menyebut ada enam provinsi di Indonesia yang mengalami lonjakan kasus Corona mingguan hingga lebih dari 150 persen. Banten menjadi provinsi dengan lonjakan kasus tertinggi, yakni mencapai 540 persen.

"Dari jumlah tersebut, enam provinsi mengalami peningkatan lebih dari 150 persen: Banten (540%), Sumatera Utara (238%), Papua (233%), Kalimantan Selatan (196%), Jawa Timur (187%) dan Jambi (152%)," demikian paparan data WHO.(ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.