20 April 2025

Get In Touch

Wali Kota Kediri Bangga Kriswin Termbus Internasional

Kriswin Yuniar dari Tahoe Games Studio Kediri diundang untuk berbicara di Baparekraf Gameprime 2021 untuk berbagi pengalamannya membangun game “Rising Hell” yang telah dirilis di berbagai platform distribusi video game.
Kriswin Yuniar dari Tahoe Games Studio Kediri diundang untuk berbicara di Baparekraf Gameprime 2021 untuk berbagi pengalamannya membangun game “Rising Hell” yang telah dirilis di berbagai platform distribusi video game.

KEDIRI (Lenteratoday) – Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengapresiasi dan merasa bangga dengan prestasi salah satu warganya Kriswin Yuniar. Pemuda yang tergabung dalam Tahoe Games Studio Kediri diundang untuk berbicara di Baparekraf Gameprime 2021.

Kriswin akan berbagi pengalamannya membangun game “Rising Hell” yang telah dirilis di berbagai platform distribusi video game: Play Station, Nintendo, Steam, Xbox - Microsoft. Kriswin akan berbicara pada 6 Agustus 2021 disesi kedua pukul 14.10 – 14.55 WIB.

Game Rising Hell buatan Tahoe Games Studio sendiri menggunakan karakter utama Arok. Dalam konteks lokal tokoh Ken Arok pernah ada pada era akhir Kerajaan Kadiri sebelum akhirnya mendirikan Kerajaan Singhasari. Ken Arok melahirkan keturunan yang kemudian menjadi dinasti raja-raja Majapahit.

“Saya salut dan bangga pada anak muda Kediri yang karyanya telah diakui secara internasional. Bagaimana kearifan lokal bisa diolah menjadi sebuah permainan video yang bisa tembus di berbagai platform distribusi game dunia,” begitu ungkapan Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar penuh antusias di Balaikota Kediri, Kamis (29/7/2021).

“Setidaknya saya sudah beberapa kali ketemu dan berdiskusi dengan Kriswin dan kawan-kawan Tahoe Games Studio, bahkan saya pernah membuat podcast dengan mereka di YouTube pribadi saya. Kami sangat mendukung anak muda seperti Kriswin,” tegasnya.

Abdullah Abu Bakar meminta anak muda dan orangtua tidak memandang negatif video game. Karena di sana ada potensi ekonomi digital yang begitu besar. “Yang penting itu bisa mengatur waktu, jangan sampai menghabiskan waktu seharian bermain game, lalu lupa belajar,” pesan Abdullah Abu Bakar.

Menurut walikota, Kriswin contoh pemuda yang sukses karena dia telah berani mengambil keputusan saat melepas pekerjaan sebagai penjaga toko dan mengejar passion-nya menjadi developer game.

“Karena dalam membangun sebuah game itu dibutuhkan berbagai disiplin, mulai dari programmer, artist yang tugasnya menggambar, pengisi suara, sound designer untuk latar suara dan musik, story teller yang membuat cerita, hingga game desainer yang merancang permainan-nya. Jadi peluang pekerjaan ini sangat besar bagi banyak keahlian,” jelasnya.

Untuk menumbuhkembangkan industri game di Kota Kediri, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar selama ini telah mendukung even internasional Global Game Jam sejak 2017 – 2019 bekerja sama dengan Komunitas Developer Kadiri (Kodeka), pada 2020 dan 2021  even ini vakum untuk sementara karena pandemi Covid-19.

Sebelumnya Pemkot Kediri juga bekerjasama dengan Kodeka, Tahoe Games Studio dan Kediri Creative City Forum pernah menyelenggarakan Kediri Game Festival, sebuah lomba pembuatan game dengan hadiah total Rp 69 juta. Lomba ini bertujuan untuk menyemangati para kreator game berkarya dengan bahan baku cerita kearifan lokal Kediri. (gos)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.