
SURABAYA (Lenteratoday) – Konsumsi vitamin D adalah salah satu hal yang penting untuk dipenuhi untuk menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi COVID-19. Namun hati - hati, jangan samai suplemen vitamin D melebihi dosis yang seharusnya.
Menurut praktisi kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), dr Deshinta Putri Mulya, MSc, SpPD, KAI, normalnya tubuh manusia tidak membutuhkan suplementasi vitamin D terlalu tinggi.
"Maintenance dosisnya kalau kita bicara orang dewasa, itu 400-600 (IU)," kata dr Deshinta dalam diskusi daring, Jumat (30/7/2021) lalu.
Pada kondisi tertentu, dosis bisa ditingkatkan hingga 1.000-2.000 IU (international unit). Misalnya pada kondisi autoimun atau alergi matahari, ketika asupan sumber-sumber vitamin D tidak bisa optimal.
Namun ia mengingatkan untuk berhati-hati dengan dosis terlalu tinggi. Ia menyarankan untuk lebih dulu berkonsultasi dengan dokter. "Hati-hati dengan dosis di atas 4 ribu. Misalnya 5.000 atau 10.000 tiap hari, itu harus berhati-hati. Idealnya periksa dulu,"
Sementara dr Yudha Mathan Sakti, SpOT(K) menyebutkan, memang ada beberapa risiko yang dihadapi ketika seseorang berlebihan mengonsumsi suplemen vitamin D. Dalam jangka panjang, asupan vitamin D melebihi kebutuhan normal bisa memicu toksisitas.
"Toksisitas vitamin D ini mengakibatkan efek hiperkalsemia. Bisa secara sistemik, bisa secara organ. Jadi organnya bisa terbentuk batu mungkin pada ginjalnya, agitasi, delirium, penurunan kesadaran karena hiperkalsemia," jelasnya.(ist)