24 April 2025

Get In Touch

Menteri Koperasi dan UKM : Jumlah Rasio Ekspor Produk UMKM Masih Rendah

Salah satu produk UMKM yang diekspor .
Salah satu produk UMKM yang diekspor .

JAKARTA (Lenteratoday) – Faktor ekonomi menjadi salah satu sendi kehidupan masyarakat yang paling parah terkena dampak pandemic covid 19. Saat perusahaan besar mengalami kolaps dan mengurangi beban dengan cara PHK puluhan hingga ratusan pekerja, angka pengangguran melonjak. Demi menyelamatkan ekonomi rakyat, selain penyaluran bantuan sosial, UKMK pun digenjot. Dana modal dan fasilitas pemasaran untuk UMKM pun digelontor.

Namun dari evaluasi sejauh ini, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, mengungkap ada beberapa hal yang menjadi catatan penting terkait perkembangan UMKM di Indonesia. Salah satunya soal besaran ekspor yang masih kalah dari beberapa negara di ASEAN.

Berikut fakta-faktanya:

1. Ekspor Kalah dari Thailand hingga China

Teten Masduki mengatakan besaran ekspor produk UMKM Indonesia yang masih kalah dengan Thailand, Jepang dan China. Di mana besaran ekspor RI hanya 14%.

"Kontribusi ekspor dari UMKM masih relatif rendah yaitu 14%. Sebagian contoh di Thailand pada ekspor 29%, Jepang 54%, dan Tiongkok 70%," kata Teten dalam acara Festival Ide Bisnis detikcom, Sabtu (31/7/2021).

Menurut Teten, peningkatan ekspor UMKM ini tidak lepas dari akses dan kontribusi atau partisipasi dari UMKM di Indonesia.

2. Jumlah Rasio UMKM Tak Penuhi Syarat Negara Maju

Kemudian, rasio UMKM di Indonesia juga belum memenuhi syarat negara maju. Teten mengatakan rasio kewirausahaan RI baru sebesar 3,47%, sedangkan syarat negara maju sebesar 4%.

Dengan rendahnya besaran ekspor dan rasio wirausaha, menurut Teten itu menjadi catatan penting. Untuk itu, Ia mendorong beberapa pihak untuk ikut berkontribusi dalam meningkatkan UMKM RI.

"Dibutuhkannya gerakan seluruh stakeholder untuk menciptakan masa depan UMKM Indonesia berbasis kreativitas dan teknologi," ujarnya.

3. UMKM Serap Tenaga Kerja

Teten menjelaskan, UMKM menjadi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan berkontribusi dalam PDB nasional. Untuk saat ini pun UMKM menjadi aspek vital dalam bertahan di masa pandemi untuk menciptakan lapangan kerja.

"UMKM adalah kita, 99% adalah postur pelaku usaha, 97% serapan tenaga kerja bahkan berkontribusi sebesar 61% ada PDB nasional," jelas Teten.

"Aspek kewirausahaan ini vital, dalam upaya bertahan dari dampak pandemi, untuk terus melahirkan lapangan pekerja baru," pungkasnya.(ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.