24 April 2025

Get In Touch

Petani Cabai Mengeluh : Harga Merosot Karena PPKM

Ilustrasi Petani cabai
Ilustrasi Petani cabai

PONOROGO (Lenteratoday) – Setelah beberapa waktu lalu, harga cabai mencapai Rp 100 ribu lebih per kilogram, kini malah makin merosot. Petani pun mengeluh karena mengalami kerugian.

Jika biasanya cabai merah besar di pasaran berkisar Rp 30 ribu per kilogram, di masa PPKM ini harganya turun menjadi Rp 20 ribu per kilogram di pasar. Harga jual dari petani sendiri hanya mencapai Rp 10 ribu per kilogram.

Anjloknya harga cabai tentu membuat ekonomi para petani makin terpuruk. Salah satunya adalah Gayuh Satria (33), warga Desa Kunti, Bungkal, Ponorogo. Awalnya, Gayuh memprediksi saat bulan besar atau Dzulhijah biasanya banyak hajatan dan membutuhkan cabai besar.

"Kan ada Idul Adha juga biasanya kalau masak daging kan butuh cabai besar, ternyata prediksi saya meleset semua karena imbas PPKM," tutur Gayuh kepada detikcom, Senin (9/8/2021).

Menurut Gayuh, jika tidak ada PPKM biasanya harga cabai merah besar dari petani kisaran Rp 15 ribu per kilogram. Namun saat ini hanya kisaran Rp 10 ribu per kilogram. "Harga segitu hanya cukup untuk balik modal, tidak sampai untung," terang Gayuh.

Gayuh pun menyiasati harga cabai dengan memanen yang sudah merah saja. Sembari berharap harga cabai bisa naik. Sebab, jika tidak dipanen pun cabai yang sudah merah akan busuk.

Biasanya para penjual sayur sering memesan cabai dari petani. Namun saat ini pemesanan hanya sedikit, berkisar 5-10 kilogram saja. "Ya, solusinya tetap dipanen tapi sedikit-sedikit sembari menunggu harganya naik," lanjut Gayuh.

Gayuh pun berharap harga cabai dari petani bisa segera merangkak naik. Sebab, saat ini hanya cabai miliknya yang jadi sumber pendapatan keluarganya.

"Mudah-mudahan harganya cepat stabil, naik. Sehingga bisa untung," tandas Gayuh.

Sementara itu, salah satu pedagang sayur, Tumini mengatakan meski saat ini harga cabai murah, jumlah permintaan pun sedikit. "Biasanya sehari habis 20 kilogram, sekarang 10 kilogram saja sulit," tambah Tumini.

Menurutnya, pasokan saat ini terpenuhi tidak hanya dari Ponorogo. Tetapi juga kiriman cabai dari luar kota, seperti Kediri dan Blitar. "Cabainya banyak, tapi di pasar juga kurang laku," pungkas Tumini.(ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.