Ketimbang Tangkap Pelukis Yang Mengkritik, Pemerintah Baiknya Lebih Perhatikan Kemiskinan Rakyat

MALANG, (Lenteratoday) - Kabar penangkapan polisi terhadap sejumlah seniman yang melukis kritikan tentang rezim Jokowi sempat menarik perhatian warganet. Pasalnya, ada asumsi hanya pelukis yang mengkritik Pemerintah saja yang ditamgkap. Tak sedikit pula yang mengaitkan hal ini dengan kebebasan berekspresi dan problematika yang ada di tengah rezim Jokowi.
Menanggapi hal ini, Uddin Noor, salah satu seniman senior di Dewan Kesenian Malang, melihat fenomena ini sebagai tindakan yang terburu-buru. Ia berpendapat vandalisme yang dilakukan seniman muda ini sebagai salah satu dari bagian protes terhadap kondisi yang ada.
“Seyogyanya pemerintah ini di setiap pemerintahan kota, ada semacam papan yang menunjukkan ada larangan aktifitas corat coret di area situ. Apapun itu, anak-anak kita, adik-adikmu, kakak-kakakku, barangkali ini cara mereka mengekspresikan sikon masyarakat, sikon dirinya, keterpurukan keadaan seseorang yang berada di posisi lemah,” kata Uddin di tengah kesibukan melukisnya.
“Bisa jadi tindak euforia, tindak kriminal, tindak protes itu terjadi bergantung pada tingkat derita, tingkat tekanan, tingkat depresi pada tiap person (orang), saya rasa orang dengan kondisi ekonomi yang mapan, tidak tertekan, seperti saudara-saudara mu yang melakukan protes vandalisme itu,” ujarnya pada lentera, Kamis (19/8/2021).
Menurutnya, pemerintah harusnya lebih memperhatikan problem esensial seperti kemiskinan dan himpitan lain yang melanda selama pandemi ini. Ia beranggapan, seharusnya ada himbauan kepada seniman-seniman muda, seperti tulisan tidak boleh menggambar di area tersebut, atau setidaknya berikan wadah agar seniman muda bisa berekspresi dan menyalurkan kritiknya. (ree)