
SIDOARJO (Lenteratoday.com) - Salah satu dari 17 program yang saat ini dikebut Bupati Sidoarjo adalah membuka 100 ribu lapangan kerja baru. Pasalnya, selama pandemi yang berlangsung kurang lebih 2 tahun itu membawa efek besar bagi dunia usaha.
Dampaknya, angka pengangguran di Sidoarjo meningkat. Ada sekitar 10,97 persen warga yang menganggur karena berbagai sebab. Yang paling besar adalah korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Faktor lainnya, lesunya usaha yang dijalankan selama pandemi.
Oleh karena itu, Bupati Ahmad Muhdlor (Gus Muhdlor) menggenjot program membuka lapangan kerja baru melalui pemberian pelatihan keterampilan berbasis kompetensi. Selain itu, kerjasama dengan perusahaan melalui MoU penerimaan karyawan yang mengutamakan warga Sidoarjo akan dilakukan Bupati.
Mudhlor juga menerangkan, pemberian bekal keahlian untuk para korban PHK dan masyarakat yang membutuhkan pekerjaan itu dilakukan secara masif di 18 kecamatan. Harapannya, jumlah pengangguran di Sidoarjo turun.
"Pengangguran terbuka di Sidoarjo besar, ada 10, 97 persen, atau sekitar 288 ribu orang, dengan adanya pelatihan seperti ini diharapkan dapat mengikis jumlah itu," ucap Gus Muhdlor, dalam sambutannya menutup pelatihan SPA Refleksiologi bagi warga Gedangan di Kantor Kecamatan Gedangan, Senin (13/9).
Gus Muhdlor minta semua pihak diharapkan bahu membahu mengatasi permasalahan pengangguran. Kerja keras, kerja bersama jadi kunci keluar dari persoalan ini. Semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diminta sinergi merealisasikan 17 program yang menjadi janjinya sebelum dilantik jadi Bupati Sidoarjo.
"Seluruh OPD harus sinergi mensukseskan 17 program yang sudah masuk dalam RPJMD. Salah satunya membuka 100 ribu lapangan kerja baru," jelasnya.
“Peningkatan kompetensi yang berbasis pada skill langsung terapan kepada masyarakat, yang kemudian diharapkan menjadi wirausaha baru, bukan hanya ikut kerja di pabrik tetapi mencetak pengusaha - pengusaha baru di bidang jasa, dalam hal ini SPA Refleksiologi," tuturnya.
Tahun depan Bupati minta jenis pelatihan dirubah sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat setiap kecamatan. Karena menurutnya, tidak semua wilayah membutuhkan keahlian yang sama.
Para camat diminta mengkoordinir hasil produk unggulan desa/kelurahan di wilayahnya masing-masing. Branding apa yang ingin diangkat nantinya akan difasilitasi oleh Pemkab Sidoarjo.
"Salah satu ujung tombaknya adalah desa, untuk itu setiap desa bisa memberikan masukan ke kecamatan untuk diangkat produk unggulannya. Contohnya di Desa Punggul yang dikenal sebagai kampung topi," jelasnya.
Selain memberikan pelatihan kompetensi, upaya lainnya yang ditempuh Gus Muhdlor untuk mempercepat membuka lapangan kerja baru adalah melakukan MoU dengan perusahaan - perusahaan. Ada sekitar kurang lebih 1.500 industri skala besar dengan total 6.000 industri skala menengah dan besar.
"Ke depan kita akan MOU ke beberapa perusahan besar yang ada di Sidoarjo, yang mengutamakan tenaga kerja dari warga Sidoarjo atau memberikan ruang Pelatihan Kerja," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo, Fenny Apridawati yang hadir mengatakan pelatihan keterampilan di kantor Kecamatan Gedangan diikuti oleh 20 orang. Semuanya warga ber KTP Kecamatan Gedangan. Sebanyak 20 orang tersebut mengikuti pelatihan refleksiologi.
"Seluruhnya saudara-saudara kita yang ber KTP di Kecamatan Gedangan," ucap Fenny.
Fenny juga mengatakan, instansinya menjadi satu-satunya dinas di Kabupaten Sidoarjo yang menyelenggarakan pelatihan keterampilan berbasis kompetensi. (Ang)