25 April 2025

Get In Touch

Hari Pertama PTM Terbatas di Kota Kediri, Peserta Didik dan Guru Semangat Back to School

PTMT di Kota Kediri, juga mengatur jarak bangku antara peserta anak didik sesuai ketentuan yang diperbolehkan 1,5-2 meter.
PTMT di Kota Kediri, juga mengatur jarak bangku antara peserta anak didik sesuai ketentuan yang diperbolehkan 1,5-2 meter.

KEDIRI (Lenteratoday) - Mulai Senin (13/9/21), Kota Kediri mulai uji coba sekolah pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Sejumlah sekolah penggerak yang telah terpilih, mulai melaksanakan PTM Terbatas dengan protokol kesehatan (prokes) ketat.

Seperti yang telah terlaksana di TK Dharma Wanita Tosaren 2 Kota Kediri. Kepala TK DW Tosaren 2, Yayuk Wijirusiati, melalui Asih Tri Wulandari, guru kelompok B1, menyatakan uji coba PTM Terbatas  di sekolahnya berjalan lancar.

"Alhamdulillah, kami sudah melakukan tatap muka terbatas hari pertama, sebagai salah satu TK sekolah penggerak yang diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan tatap muka terbatas," terangnya saat ditemui pasca-melaksanakan pembelajaran, Senin, (13/9/21).

Asih mengatakan bahwa hari pertama pelaksanaan PTMT berjalan dengan lancar, ia mengaku bahwa sebelumnya pihaknya telah mempersiapkan dengan matang segala kebutuhan jelang PTMT "Kami siapkan semua kelengkapannya sesuai protokol kesehatan, demi keamanan dan kenyamanan anak-anak selama menjalani tatap muka," imbuhnya.

Dijelaskan Asih, hari pertama pelaksanaan tatap muka tidak ditemui kendala yang berarti. Anak-anak justru tampak antusias selama mengikuti pembelajaran yang hanya terbatas 4 orang anak saja disetiap sesinya.

"Ini juga harapan orangtua, sekolah bisa kembali dilaksanakan secara tatap muka, apalagi untuk anak usia TK, kalau pembelajaran daring seringkali dikeluhkan orangtua, anak-anak tidak mau mengikuti kelas," tandasnya.

Tidak hanya sekolah TK, jenjang sekolah dasar pun juga mulai dilakukan PTM Terbatas. SDN Jagalan 1 Kota Kediri misalnya. Sejumlah anak tampak mendatangi sekolah untuk melaksanakan tatap muka. Suwarni, Kepala SDN Jagalan 1 mengonfirmasi sekolahnya telah dipilih sebagai salah satu sekolah penggerak yang diberikan kesempatan melaksanakan PTM Terbatas.

"Alhamdulillah lancar, untuk persiapannya kemarin juga sangat didukung wali murid, komite sekolah maupun seluruh bapak ibu guru semuanya," ungkap Suwarni, saat ditemui ditengah kegiatan pembelajaran, Senin, (13/9/21).

Saat dikonfirmasi mengenai kesiapan sekolah terkait pelaksanaan prokes dalam pembelajaran, pihaknya mengatakan telah mempersiapkan dengan matang. “Sebelumnya, telah kita sosialisasikan kepada para orangtua wali murid dan peserta didik dengan menggunakan video-video mengenai alur-alur pembelajaran disekolah, selain itu kami juga telah siapkan semua sarana-prasarana prokes," jelas Suwarni.

Dijelaskan, sebelum peserta didik datang, bapak ibu guru yang bertugas telah bersiap menyambut, guna memastikan anak-anak mematuhi prokes dengan benar, terutama memakai masker. Selain itu, ketersediaan tempat cuci tangan dan handsanitizer juga sangat memadai. "Meskipun kami juga telah menyiapkan masker cadangan, namun kami juga meminta anak-anak untuk membawa masker cadangan," tandas Suwarni.

Sementara, untuk jenjang sekolah menengah pertama, SMPN 3 Kediri juga mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan PTM. Seperti yang diungkapkan Maryono, Kepala SMPN 3 Kediri, melalui Nanik Puwanti, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Dikatkan, sekolahnya telah menyiapkan mulai dari SOP PTM hingga pembentukan satgas Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Mulai Jumat (10/9/21) sudah menyiapkan kelas-kelas yang akan dipakai pembelajaran, termasuk kelengkapan seperti alat pengecek suhu tubuh, masker, hingga ketersediaan tempat cuci tangan dan handsanitizer," ungkap wanita yang juga mengajar mata pelajaran Matematika ini, Senin, (13/9/21).

Mengenai respon orangtua terkait kegiatan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi ini, pihaknya telah meminta orang tua untuk mengisi surat pernyataan jika anaknya diizinkan mengikuti PTM di sekolah.

"Jika orang tua belum mengizinkan juga tidak apa-apa, pembelajaran secara daring tetap kami laksanakan, namun mayoritas orangtua sangat mendukung pembelajaran tatap muka ini, hanya satu dua orang saja yang masih menghendaki secara daring karena sedang sakit," terangnya.

Sementara itu, Eni Mulyowati, salah satu orangtua murid SMPN 3 Kediri, ditemui saat menjemput anaknya menyatakan sangat senang anaknya bisa kembali sekolah tatap muka. "Saya sangat senang, akhirnya anak saya bisa kembali belajar disekolah, terimakasih Pak Abu," ungkapnya dengan penuh semangat dan menahan haru, Senin, (13/9/21).

Begitu juga dengan Carolinabel, putrinya yang saat ini duduk di bangku kelas 7 SMPN 3 Kediri mengatakan juga sangat senang. "Senang karena bisa bertemu dengan teman-teman, materi pembelajaran juga lebih mudah dipahami daripada belajar secara daring," ujar gadis berhijab ini, Senin, (13/9/21).

Sebagai informasi, selain 3 sekolah di atas, pembelajaran juga dilakulan di 16 sekolah penggerak lain, mulai dari jenjang TK, SD hingga SMP yang meliputi; TKN Pembina Kecamatan Kota, TKN Pembina Kecamatan Kecamatan Mojoroto, TKN Pembina Kecamatan Pesantren, TK ABA VII, SDN Banjaran 3, SDN Banjaran 5, SDN Ngronggo 3, SDN Burengan 2, SDN Sukorame 2, SD Plus Rahmat, SDI Al-Falah, SMPN 1 Kediri, SMPN 4 Kediri, SMPN 5 Kediri, SMP Plus Rahmat, dan SMP Ar Risallah. (gos)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.