
JAKARTA (Lenteratoday) – Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, menyatakan bahwa pemerintah bisa memberikan izin untuk mengadakan perhelatan dan pertemuan berskala besar yang melibatkan banyak orang. Namun, perhelatan tersebut tetap harus mematuhi pedoman penyelenggaraan yang telah ditetapkan
Kelonggaran ini diberikan sebagai upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional khususnya di sektor pariwisata dan seiring membaiknya situasi pandemi Covid-19. Dengan pemulihan sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi mesin penggerak kegiatan ekonomi dan memberikan dampak positif kepada sektor lain.
Dalam keterangan tertulisnya, Johnny mengatakan bahwa kegiatan berskala besar yang dimaksud adalah kegiatan yang melibatkan partisipan atau undangan dalam jumlah besar dan dari berbagai tempat. Diantaranya yang termasuk kegiatan tersebut adalah konferensi, pameran dagang, acara olahraga, festival konser, pesta maupun acara pernikahan besar.
“Kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2, serta Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada tahun ini menjadi contoh kegiatan berskala besar yang sedang dijalankan. Tentu saja penyelenggaraan kedua acara besar tersebut telah melalui diskusi berbagai pihak guna menekan risiko penularan virus,” ujar Menteri Johnny.
Lebih lanjut dia menandaskan bahwa izin penyelenggaraan pertemuan atau kegiatan besar dapat diberikan selama kasus Covid-19 terkendali. Kemudian, acara juga harus didukung persiapan yang matang serta komitmen penyelenggara untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan setiap orang yang terlibat.
“Karena seperti kita ketahui, di mana ada interaksi antar manusia dalam kerumunan, maka di situ pula risiko penularan virus akan meningkat. Hal ini yang harus kita waspadai,” tambahnya.
Menkominfo Johnny juga menjelaskan sudah ada pedoman penyelenggaraan kegiatan besar era pandemi Covid-19. Pedoman tersebut setidaknya ada 6 faktor risiko penularan yang harus dihindari, yakni, kondisi kasus Covid-19 di daerah tempat kegiatan berlangsung, jaga jarak dan buruknya sirkulasi udara, durasi kegiatan, risiko penularan semakin tinggi, tata kelola kegiatan dalam ruangan dengan sirkulasi udara buruk, dan berpeluang lebih besar penularan.
Selain itu, juga harus ada skrining kesehatan sebelum kegiatan berlangsung, memastikan alat kesehatan pendukung cukup dan mudah terakses saat kegiatan, memastikan setiap partisipan mematuhi protokol kesehatan termasuk di luar wilayah kegiatan, dan segera merujuk kasus positif yang terdeteksi selama kegiatan untuk isolasi/perawatan.
Kemudian, penyelenggara juga harus memperhatikan beberapa hal setelah acara. Antara lain memastikan tidak ada kasus positif yang lolos untuk kembali ke daerah asal dan optimalkan karantina setelah sampai asal daerah.
“Mari biasakan adaptasi perilaku baru hidup bersama dengan Covid-19, agar seluruh partisipan dan penyelenggara bisa sehat datang, sehat pulang,” kata Johnny. (ist)