21 April 2025

Get In Touch

Ini Alasan Surabaya Masih PPKM Level 3, Padahal Seharusnya Level 1

Juru Bicara Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril.
Juru Bicara Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril.

SURABAYA (Lenteratoday) –  Semestinya terdapat tiga wilayah di Jawa Timur yang masuk ke PPKM level 1 berdasarkan Inmendagri 47 Tahun 2021 yaitu Kota Surabaya, Kota Mojokerto dan Kota Blitar. Namun, kenyataannya Surabaya dan Kota Mojokerto masih di level tiga, sementara Kota Blitar sudah masuk level 1.

Alasan kenapa seharusnya Surabaya dan Kota Mojokerto masuk PPKM Level 1 adalah berdasarkan assessment Kementerian Kesehatan RI tanggal  5 Oktober 2021. Dalam assessement itu disebutkan bahwa daerah yang masuk assessment level 1 harus memenuhi 6 indikator yakni laju kasus dan kapasitas respon 3T. Berdasarkan data itu ada 24 Kabupaten Kota di Jatim masuk Asesment level 1 dan 14 Kabupaten Kota masuk Asesment level 2 di Jatim.

Juru Bicara Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril, mengatakan dengan Inmendagri penilaiannya ditambah, tidak sama dengan asesmen Kementerian Kesehatan. “Kalau assessment Kemenkes hanya menggunakan laju kasus dan kapasitas respon. Sedangkan Inmendagri, untuk bisa masuk level 2 dan level 1 yakni dengan vaksinasi,” katanya.

Untuk bisa masuk level 2, vaksinasi dosis pertama capaiannya minimal 60 persen dan vaksinasi lansia minimal 40 persen. Kemudian untuk bisa masuk level 1, vaksinasi dosis pertama minimal sudah 70 persen dan vaksinasi lansia minimal 60 persen.

“Dan memang untuk bisa masuk level 1 ini sangat berat. Untuk daerah aglomerasi maka harus mengikuti daerah (aglomerasi) yang levelnya paling rendah. Jadi kalau Surabaya secara asesmen sudah level 1, vaksinasi sudah 100 persen lebih, untuk vaksinasi lansia juga sudah 60 persen. Namun karena masuk wilayah aglomerasi, maka Surabaya masuk level 3,” ungkapnya.

Untuk diketahui, berdasarkan kriteria cakupan vaksinasi Kota Surabaya dosis 1 sebesar 108.6 persen, dosis 2 sebesar 76.36 persen, vaksinasi lansia dosis 1 sebesar 92.15 persen dan dosis 2 sebesar 80.35 persen. Melihat capaian tersebut, maka Surabaya berada pada level 1.

Sedangkan,  cakupan vaksinasi di Kota Mojokerto untuk vaksinasi lansia dosis 1 sebesar 66.84 persen, dan dosis 2 sebesar 53.84 persen. Dan untuk vaskinasi dosis 1 sebesar 129.71 persen, dosis 2 sebesar 83.94 persen.

Mengingat Kota Surabaya dan Mojokerto masuk dalam wilayah aglomerasi bersama dengan Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bangkalan, dan Kabupaten Mojokerto, sementara daerah daerah tersebut masih berada pada level 3. Maka sesuai dengan regulasi baru di  Inmendagri, level PPKM kota Surabaya dan Kota Mojokerto mengikuti pencapaian  komulatif  vaksinasi daerah aglomerasi . Hal ini mengakibatkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto  meskipun menurut assessment level Kemenkes dan PPKM seharusnya  masuk level 1 tetapi karena dihitung secara aglomerasi menurut PPKM level berdasarkan Inmendagri 47 tahun 2021, sehingga Surabaya dan Kota Mojokerto  masuk dalam penerapan PPKM level 3.

Sedangkan, daerah yang masuk level 2 meliputi Kota Madiun, Kota Kediri, Kabupaten Jombang, Kabupaten Banyuwangi dan Kota Pasuruan.  

Untuk daerah di level 3 ada Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Lumajang, Kota Surabaya, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tuban, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jember, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Bangkalan.

“Sebenarnya ini bukan kenaikan ya. Kalau daerah di Jawa Timur ini banyak yang level 1. Ada 22 Kabupaten Kota yang level 1 sedangkan 16 daerah lainnya level 2,” jelasnya.

Jibril mengatakan vaksinasi lansia harus dikebut. Dia menjelaskan untuk capaian vaksinasi lansia di Jatim sudah 28,6 persen. Untuk Surabaya sudah mencapai 92 persen, sedangkan Pamekasan baru 5,7 persen. Ini artinya vaksinasi lansia butuh effort yang tinggi.

Lebih lanjut Jibril meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya gelombang ketiga Covid-19. Menurutnya berdasarkan sebelumnya kenaikan kasus ini terjadi ketika musim liburan dan akhir tahun. “Senjata yang paling ampuh mematuhi protokol kesehatan dan vaksinasi. Vaksinasi Jawa Timur ini sudah bagus dibanding provinsi lainnya yakni 43 persen,” ungkapnya

Ia memprediksi jika terjadi lonjakan kasus tidak seperti tahun sebelumnya, karena saat ini sudah ada vaksinasi. Kecuali, lanjutnya, ada strain mutasi Covid-19 yang baru. “Seperti varian delta kemarin ditemukan dari deteksi genomic surveillance. Semoga tidak ada varian baru yang masuk dan Covid-19 ini bisa semakin melandai,” pungkasnya. (*)

Reporter : Lutfiyu Handi

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.