
BLITAR (Lenteratoday) - Setelah PT Greenfields melakukan tebar ikan di Sungai Genjong, dengan dalih melestarikan lingkungan beberapa hari lalu. Ternyata warga kembali menemukan aliran limbah kotoran ternak, di sungai lainnya.
Adanya aliran limbah kotoran ternak sapi di Sungai Darungan ini terlihat dari beredarnya 2 video, berdurasi 2.42 detik dan 2.23 detik yang terlihat direkam pada 10 Oktober 2021 pagi.
Pada video pertama terlihat kondisi Sungai Darungan airnya keruh, berwarna coklat kehitaman dan berbusa. "Ini bukti nyata, masih mengalir limbah di Sungai Darungan Dusun Sumberarum Barat, terlihat airnya berwarna coklat kehitaman dan banyak busa," tutur pria dalam video tersebut.
Bukti video ini pengambilan gambar dilakukan di dekat dam Sungai Darungan, Minggu (10/10/2021) sekitar pukul 6.47 pagi, terlihat jelas adanya busa dan airnya keruh kecoklatan. "Kalau airnya seperti ini, tidak bisa dipakai untuk menyemprot tanaman di sawah atau kebun warga," komentar warga dalam video.
Aliran air yang tercemar tadi, juga menuju persawahan dan kolam milik warga. Bahkan pada video kedua yang berdurasi 2.23 detik tersebut, warga merekam aliran Sungai Darungan yang tercemar jaraknya hanya sekitar 1 meter dari penampungan air minum warga. "Jaraknya yang dekat, akan meresap ke penampungan air minum warga yang dialirkan melalui pipa ke perkampungan," terangnya dalam video.
Masih adanya limbah Greenfields yang mengalir di Sungai Darungan seperti pada 2 video tersebut, dibenarkan oleh Ketua RT 01/RW 11 Dusun Sumberarum, Desa Tegalasri, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Geger kalau memang benar seperti dalam video tersebut. "Itu bukan rekayasa, memang benar kondisinya seperti itu. Air yang mengalir keruh berwarna coklat kehitaman dan berbusa," ujar Geger.
Kondisi air sungai semacam ini, sebelum berdiri Greenfields tidak pernah terjadi. Makanya warga membangun bak penampungan air minum di tepi sungai, karena airnya jernih dan mengalir sepanjang waktu dari sumber mata air dibagian atas. "Kalau sekarang kondisinya keruh dan tercemar, warga tidak bisa lagi menggunakan untuk air minum dan mengaliri sawah," keluhnya.
Menanggapi kondisi ini tokoh masyarakat yang getol melawan dugaan pencemaran lingkungan ini, Kinan mengaku hal ini menunjukkan Greenfields tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan masalah limbahnya. "Karena selama ini selalu menyampaikan telah melakukan perbaikan dan pembenahan, tapi kenyataannya warga masih menemukan adanya limbah yanh dibuang ke sungai," papar Kinan.
Bahkan Kinan menduga apa yang dilakukan Greenfields menebar benih ikan ke Sungai Genjong pekan lalu, hanya alibi untuk mengalihkan perhatian saja. "Menebar benih ikan di Sungai Genjong, tapi limbahnya dialirkan ke Sungai Darungan," tandasnya.
Sebelumnya Greenfields memang melakukan tebar ribuan benih ikan di Sungai Genjong, dengan menyebutkan sebagai upaya pelestarian lingkungan khususnya sungai. Kegiatan ini juga melibatkan perangkat desa, serta mengundang beberapa media.
Oleh karena itu Kinan mendesak Pemkab Blitar dan DPRD Kabupaten Blitar bisa bertindak tegas, menuntaskan masalah dugaan pencemaran lingkungan ini. Termasuk adanya Pansus Greenfields, harus bisa memutuskan sesuatu yang kongkrit. "Jangan hanya lips service, tidak ada keputusan dan tindakan tegas menyelesaikan masalah Greenfields yang sudah terjadi beberapa tahun," pungkasnya.
Secara terpisah pihak Humas PT Greenfields, Miftahudin ketika dikonfirmasi mengenai adanya aliran limbah di Sungai Darungan menjawab, kalau hasil pengecekan di hulu Sungai Darungan pada 13 Oktobee kemarin kondisinya jernih. "Bisa saja adanya aliran limbah tadi karena kebocoran pipa, yang diakibatkan ketidaksengajaan warga dan ini sering terjadi," kata Miftah.
Bisa karena benda tajam, sehingga pipa bocor atau lubang. Kemudian dibiarkan tidak diperbaiki, sehingga terjadi aliran limbah ke sungai. "Apalagi sudah lama di daerah tersebut, juga banyak warga yang beternak sapi," elaknya.
Ditambahkan Miftah oleh karena itu pihaknya (Greenfields) akan bekerja sama dengan warga sekitar, untuk mengolah kotoran ternak menjadi biogas imbuhnya.(*)
Reporter : Arief Sukaputra
Editor : Lutfiyu Handi