20 April 2025

Get In Touch

DPRD Kota Kediri Inginkan Tol Kediri-Tulungagung Tak Macetkan Jalur Nasional

Kawasan Semampir Kota Kediri, merupakan jalur nasional yang sehari hari rawan kemacetan. (Foto: Gatot S/Lentera)
Kawasan Semampir Kota Kediri, merupakan jalur nasional yang sehari hari rawan kemacetan. (Foto: Gatot S/Lentera)

KEDIRI (Lenteratoday)-DPRD Kota Kediri mengkhawatirkan keberadaan interchange tol Kediri-Tulungagung di jalur nasional Semampir berdampak kemacetan. Termasuk di kawasan Mojoroto dan beberapa lokasi lain yang terdampak.

Sesuai basic design atau desain dasar, akses masuk tol akan dimulai di Jl Mayor Bismo. Tepatnya di sebelah utara kantor Gudang Garam unit I. Membentang ke arah barat, tol akan memiliki interchange di wilayah Mojoroto. Ada dua opsi lokasi simpang susun tersebut. Yakni, di Kelurahan Bujel dan Kelurahan Mojoroto.

Anggota Komisi III DPRD Kota Kediri Ayub Wahyu Hidayatullah mengungkapkan, dengan desain tersebut, ruas jalan yang terdampak proyek strategis nasional (PSN) itu harus segera diantisipasi. “Jalan terdampak tol ini  harus jadi pertimbangan karena jalan di sana sudah sesak,” terangnya.

Dicontohkan kondisi wilayah Mojoroto yang juga sudah sering macet. Menurutnya, rekayasa lalu lintas jadi hal penting yang rawan jadi masalah jika tidak diatasi. Selain ancaman kemacetan, saat ini tidak sedikit warga yang mulai khawatir rumah dan sawah mereka terdampak tol. Tidak sedikit yang berusaha menjual tanah mereka karena khawatir jika berada di dekat tol harganya justru turun.

Pengamatan di Mojoroto memang sudah mulai muncul beberapa banner penjualan tanah. Sayangnya, saat berusaha menghubungi nomor yang tertera di sana, pemasang banner tersebut enggan memberi penjelasan lebih lanjut.

Sumber yang minta tidak disebut namanya di Pemkot Kediri menjelaskan, basic design yang sekarang dan banyak beredar di masyarakat umum, masih sangat memungkinkan berubah. “Makanya ini dibahas terus. Nanti masih bisa bergeser. Ini masih sangat awal,” bebernya.

Seperti lokasi interchange. Dari dua opsi lokasi simpang susun di Kelurahan Sukorame dan Kelurahan Bujel, pemkot menginginkan lokasinya bisa digeser lagi ke arah barat. Hal tersebut masih terus dibahas dalam pertemuan yang berlangsung selama beberapa hari terakhir.

Terkait kemacetan, dia menegaskan jika hal tersebut sudah jadi kajian dalam studi amdal. Selain mendalami dampak lingkungan, menurutnya juga dilakukan studi andalalin atau analisa dampak lalu lintas. “Rekayasa lalu lintasnya sudah disiapkan,” lanjutnya mewanti-wanti agar namanya tak dikorankan.

Terpisah, Leader PT Karsa Buana Lestari Titin Setyorini mengaku belum bisa menjelaskan upaya rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan pascapembangunan tol. Dia pun menyebut hal itu masih akan dikaji timnya.

“Saat ini, masih dilakukan pendalaman analisis dampak lalu lintas (andalalin),” terang Titin sembari menyebut kajian andalalin disiapkan untuk sidang rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL).

Sayang, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkot Kediri Didik Catur belum bisa dikonfirmasi terkait pencegahan kemacetan akibat keberadaan tol Kediri-Tulungagung. Saat dihubungi via telepon tidak diangkat. Pesan singkat via WhatsApp juga tidak dibalas.(*)

Reporter: Gatot Sunarko/adv

Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.