
KEDIRI (Lenteratoday) – Pemkab Kediri berencana mengganti nama ibu kota kabupaten. Anggapan jika Ibu Kota Kabupaten Kediri berada di Pare ternyata keliru. Rencana mengganti nama Ibu Kota Kabupaten Kediri ini terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Insummo Kediri, Rabu (13/10/ 2021).
Pemkab Kediri mengundang sejumlah elemen masyarakat seperti sejarahwan, budayawan, kelompok masyarakat, dan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya untuk membahas penggantian nama.
Imam Mubarok Muslim, perwakilan budayawan yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan pemberian atau penggantian nama ibu kota kabupaten yang dimaksud adalah kawasan Pendopo Panjalu Jayati, yang berada di Kelurahan Kampung Dalem, Kecamatan Kota, Kediri.
“Selama ini orang keliru memahami Ibu Kota Kabupaten Kediri berada di Pare. Yang benar di Pendopo Panjalu Jayati. Masalahnya adalah lokasi itu berada di wilayah Kota Kediri,” kata Imam Mubarok, Jumat (15/10/21).
Karena itu butuh identitas khusus yang melambangkan Kabupaten Kediri di sana. Hal ini sesuai UU No: 23/2014 tentang Pemerintah Daerah, RPJMD Tahun 2021 – 2026, dan sejumlah nomenklatur lainnya.
Dalam diskusi tersebut muncul sejumlah alternatif nama yang mewakili Kabupaten Kediri. Seperti Dahanapura, Katang Katang, dan Pamenang. Namun setelah dilakukan penelusuran, nama Dahanapura tidak terdapat dalam nomenklatur Kabupaten Kediri. Sedangkan nama Katang Katang ditemukan berdasarkan Prasasti Kamulan dan Prasasti Ceker yang menyebut wilayah itu pernah ada.
“Kalau Pamenang/Mamenang atau Menang itu menggambarkan kebesaran Kediri di era Prabu Jayabaya dari Filosofi Semboyan Panjalu Jayati memiliki arti Panjalu/Kediri Menang. Kebesaran Jayabaya inilah yang diambil atsarnya (bekasnya), mengingat nama adalah doa atau Asmo Kinaryo Jopo,” kata Mubarok yang juga Wakil Ketua Lesbumi PWNU Jawa Timur.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mengatakan hingga saat ini pembahasan perubahan nama ibu kota masih terus berjalan, dengan melibatkan dewan kesenian daerah dan budayawan lokal. Dari diskusi sementara muncul beberapa usulan nama seperti Jayakatwang dan Pamenang. “Masih kita bahas mana yang memiliki filosofi paling dalam dari nama tersebut,” katanya saat ditemui di Pendopo Panjalu Jayati siang tadi.
Mas Bup menjelaskan, pemberian nama ibu kota ini menjadi penting sebagai entitas Kabupaten Kediri yang akan memiliki bandara internasional. Kabupaten Kediri harus memiliki nilai jual yang menunjukkan ciri khas, sehingga memancing orang untuk bertanya.
“Kabupaten Kediri kan akan ada bandara, harus ada satu hal yang memiliki selling point (nilai jual). Jadi jika mendengar nama Pamenang misalnya, mereka akan bertanya apa itu Pamenang. Di situlah akan kita ceritakan bagaimana sejarahnya,” tutur Mas Bup. (*)
Reporter : Gatot Sunarko/Adv
Reporter : Lutfiyu Handi