
KEDIRI (Lenteratoday)-Kota Kediri memiliki banyak sekali bangunan bersejarah yang patut dilestarikan, salah satunya di wilayah Kelurahan Pakelan yang menjadi eks kawasan Pecinan di masa lampau. Hal inilah yang mendorong Kelurahan Pakelan membangun dan menata lingkungannya menjadi kawasan wisata berciri nilai sejarah dengan tujuan lebih memberdayaakan masyarakat.
Program pemberdayaan masyarakat atau Prodamas, merupakan sebuah kesempatan bagi masyarakat memaksimalkan potensi di daerah masing-masing. Kepala Kelurahan Pakelan Subadi Waluyo menyampaikan jika terdapat banyak sekali bangunan bersejarah yang ada di Kelurahan Pakelan ini. Bahkan gedung Kantor Kelurahan Pakelan telah terdaftar sebagai salah satu cagar budaya yang ada di Kota Kediri.
“Sebenarnya selain gedung kantor kelurahan ini, bangunan milik pribadi warga juga banyak yang menjadi bangunan cagar budaya, bahkan ada beberapa bangunan yang berada tidak di pinggir jalan sudah tertutupi bangunan baru,” ungkap Subadi, Jumat (15/10/2021).
Beberapa bentuk bangunan khas Tionghoa di Kelurahan Pakelan sudah mengalami pemugaran dan proses renovasi. Sehingga keaslian arsitektur bangunan sudah banyak yang diubah. Maka dari itu, langkah yang diambil oleh Kelurahan Pakelan untuk memanfaatkan Prodamas adalah dengan mengoptimalkan pembangunan. Sehingga dalam pembangunan kedepannya dapat selaras dengan lingkungan tanpa harus mengubah bentuk bangunan yang ada.
“Jadi kami ingin pembangunan ini memiliki keselarasan dengan bangunan-bangunan tua yang ada di sini. Karena kami ingin mempertahankan arsitektur lama dari bangunan bersejarah supaya menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung di Kota Kediri”, imbuh Subadi.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Pakelan, Hadi Wahyono sangat antusias dalam pemanfaatan dana Prodamas ini, karena beliau menilai pembangunan yang tidak dipikirkan secara matang malah akan menimbulkan efek yang kurang bagus karena tidak harmoni dengan lingkungan di sekitarnya.
“Karena pakelan ini sebagai distrik pecinan atau Pakelan sebagai bagian dari Kota Tua Kediri, pembangunan yang kami lakukan di sini juga sangat memerhatikan dengan harmoni dari bangunan-bangunan lama yang memiliki nilai sejarah.”
Selain itu, di Kelurahan Pakelan memiliki Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) sebagai langkah untuk menyikapi pembangunan dari Prodamas. Namun karena terkendala pandemi Covid-19, Repelita baru bisa dijalankan pada 2021. Hadi Wahyono menilai bahwasannya apabila Repelita yang sedang dijalankan ini dapat terealisasikan, hal ini bisa memberikan efek positif kepada masyarakat.
“Pada Prodamas tahun ini akan difungsikan untuk membangun sarana prasarana yang nantinya menjadi kawasan wisata kuliner yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Sebenarnya program Repelita ini sudah ada sejak awal dilantiknya walikota saat ini Pak Abu. Namun karena terkendala Covid-19 Repelita ini baru bisa kita jalankan ditahun ini. Meskipun tertunda kita sudah punya acuan kerja baik dari jangka menengah ataupun jangka panjangnya,” tuturnya.
Diakhir wawancara, Hadi Wahyono menaruh harapan kepada masyarakat sekaligus Pemkot Kediri dalam bidang pembangunan agar baiknya membentuk tim khusus yang memerhatikan nilai budaya dan sejarah dari bangunan itu, baik yang akan dibangun ataupun diperbaiki.
“Harapan saya sebagai masyarakat, didalam pembangunan itu baiknya ada tim klinik pembangunan atau klinik desain. Agar dalam pembangunan bisa memiliki harmoni dengan lingkungan sekitar,” pungkasnya.(*)
Reporter: Gatot Sunarko
Editor: Widyawati