20 April 2025

Get In Touch

Virus ASF Serang Hewan Babi, Para Peternak Harus Waspada

Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Nenie Adriati Lambung. Foto : Novita Masniari
Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Nenie Adriati Lambung. Foto : Novita Masniari

PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Beternak babi merupakan salah satu mata pencaharian penduduk asli di wilayah Kalimantan Tengah, termasuk di Kota Palangka Raya.

Menyikapi permasalahan ini, Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Nenie Adriati Lambung, mengingatkan para peternak babi di wilayah setempat untuk mewaspadai adanya virus yang menyerang ternak babi yang disebut dengan African Swine Fever (ASF).

"Para peternak babi harus waspada karena virus ASF belum ada vaksinnya, virus ini sangat berbahaya bagi ternak babi karena persentase kematian ternak yang disebabkan virus tersebut mencapai 100 persen," papar Nenie, Sabtu (6/11/2021).

Sementara itu, Nenie berpendapat jika apa yang sudah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) setempat, dengan mengeluarkan surat edaran terkait kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit virus ASF sudah merupakan langkah yang tepat.

"Kami harap pihak terkait, mulai dari camat, lurah, sampai kepada pihak RW/RT meneruskan surat edaran tersebut kepada peternak babi di lingkungannya agar melindungi ternaknya," ungkap Nenie.

Politisi wanita fraksi PDI Perjuangan ini meminta para peternak untuk segera melaporkan kepada petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Rakumpit, Bukit Batu, Kalampangan atau langsung ke DPKP Kota Palangka Raya, jika ada menemukan ternak babi mereka yang sakit atau mati, dalam jangka waktu satu kali 24 jam.

Selain itu ia menekankan jika ada ternak babi yang mati harus segera dikubur untuk mencegah penyebaran virus agar tidak semakin meluas. Dan jangan sampai menjual babi ataupun daging babi dari ternak yang sakit. Tentunya jika ada ternak babi yang sakit harus segera diisolasi, yaitu dengan memisahkannya dari ternak yang sehat agar virusnya tidak menular.

"Jika ada ternak babi yang mati, bekas kandangnya disarankan dikosongkan dahulu selama kurang lebih dua bulan dan lakukan sterilisasi dengan desinfektan," jelasnya.

Selebihnya Nenie berharap virus ASF tersebut tidak menyebar sampai ke ternak di wilayah Kota Palangka Raya yang bisa mematikan sumber penghasilan mereka.

"Semoga virus ASF tidak menyebar sampai ke wilayah Kota Palangka Raya, agar tidak meresahkan para peternak dan mengganggu mata pencaharian mereka, apalagi di tengah kondisi sekarang yang sulit," pungkas Nenie.

Reporter : Novita Masniari

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.