
MADIUN (Lenteratoday) - Seni budaya wayang kulit yang menjadi salah satu budaya Indonesia, kian mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Perubahan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat akan konsumsi entertainment berperan penuh dalam perubahan kesenian wayang kulit. Hal tersebut diungkap oleh Supriyanto, pegiat seni budaya wayang kulit Kota Madiun.
Untuk itu, pagelaran seni budaya wayang kulit yang meliputi banyak hal di dalamnya. Di antaranya, seni peran, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat dan seni perlambang itu, diharapkan dapat lebih eksis dan mendapat perhatian lebih banyak dari berbagai kalangan.
"Dulu orang pulang dari sawah, nonton wayang sampai larut malam tidak jadi masalah. Kalau sekarang, pulangnya larut besoknya bekerja ya sulit" ujar Supriyanto kepada Lenteratoday, Minggu (7/11/21)
Di sisi lain Supriyanto yang kini berusia 58 tahun itu menerangkan, dalam pertunjukan wayang kulit yang dahulu kental akan nilai-nilai tuntunan, kini beralih ke nilai komersil. Hal itu menjadikan wayang kulit menurun akan kualitas secara nilai filosofi dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalam pertunjukan.
"Wayang itu bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Maka ketika ditampilkan harus seimbang, jangan karena ingin banyak ditonton tetapi nilai tuntunan tidak diperhatikan" imbuhnya.
Menurut pria kelahiran Sragen 1964 itu, seni budaya wayang kulit yang kaya akan tuntunan lebih banyak diminati, terlebih oleh turis mancanegara. Kendati demikian, seiring berkembangnya zaman dan kemudahan teknologi, perlahan bergeser ke arah entertainment. Seni budaya tersebut lebih menonjolkan hiburan tinimbang nilai tuntunan.
"Harapannya tentu wayang kulit dapat lebih berkembang, jiwa dan marwah dari wayang kulit dapat di pertunjukan. Agar nilai tuntunan di dalamnya dapat menjadi tuntunan masyarakat" tandasnya.
Upaya untuk menjaga eksistensi seni budaya wayang kulit, pun terus dilakukan di tengah pandemi. Yakni, dengan melakukan pertunjukan secara virtual.(*)
Reporter : Pamula Yohar C.
Editor : Endang Pergiwati