
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Bawang Dayak atau yang dikenal dengan nama ilmiah Eleutherina Bulbosa merupakan salah satu tumbuhan asli Pulau Kalimantan yang secara turun temurun sudah digunakan oleh suku Dayak dalam pengobatan tradisional.
Terkait hal ini, Wakil Ketua I Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Hasan Busyairi, mengapresiasi upaya yang dilakukan pihak Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) mengubah umbi bawang dayak menjadi produk olahan berupa gummy yang bertekstur kenyal dan manis di bawah arahan para dosen UMPR yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat.
"Hal ini harus kita apresiasi dan dukung, mengembangkan bawang dayak yang semula hanya dikenal sebagai obat tradisional, menjadi produk gummy yang dapat meningkatkan peluang usaha," papar Hasan, Selasa (9/11/2021).
Selanjutnya, Hasan menerangkan melalui program tersebut 50 siswa dan siswi diajarkan cara untuk mengolah umbi bawang dayak dan diproduksi menjadi gummy yang memiliki nilai jual dan dapat dipasarkan.
Ia meneruskan jika pelatihan diberikan dalam tiga tahap. Tahap pertama pelatihan yaitu mempelajari pengolahan bahan baku obat yang terstandar. Pada tahap kedua pelatihan mengenai pengolahan dan pemanfaatan umbi bawang dayak menjadi bahan dasar obat tradisional gummy.
Sedangkan tahap terakhir pelatihan yaitu mempelajari Strategi Teknik Pemasaran (STP) dan 'marketing mix' atau bauran pemasaran.
"Kegiatan pelatihan tersebut diawali dengan memberikan pre-test kepada siswa dan siswi untuk mengetahui tingkat pemahaman dasar siswa terhadap bawang Dayak," ungkap Hasan.
Kemudian ia meneruskan jika pelatihan diberikan dengan durasi 1,5 sampai dengan dua jam per sesi. Selain menyampaikan materi, para siswa diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab dan diskusi.
Pada akhir pelatihan akan ditutup dengan mengadakan post test yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat tercapainya materi pelatihan yang diberikan.
"Kami harap melalui pelatihan yang diberikan, kedepannya para siswa dapat mengembangkannya untuk membuka usaha gummy bawang dayak secara profesional," urai Hasan.
Sebagaimana kita ketahui, ia menambahkan, umbi bawang dayak memiliki banyak khasiat dan kegunaan, serta menjadi salah satu jenis tumbuhan obat tradisional di Kalimantan yang mudah didapat.
Sudah banyak kajian dan penelitian yang mengungkapkan jika umbi bawang Dayak mengandung metabolit sekunder yaitu flavanoid, polifenol, alkaloid, kuinon Tanin, steroid, monoterpenoid dan seskuiterpenoid.
Selain itu kandungan metabolit sekunder pada umbi bawang dayak sudah dibuktikan secara ilmiah memiliki efek farmakologis dan dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
"Umbi bawang dayak masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan baku obat tradisional, yang akan bisa memberikan manfaat kesehatan dan ekonomi bagi masyarakat," pungkasnya.
Pengolahan umbi bawang dayak menjadi gummy diprakarsai oleh tim pengabdian masyarakat UMPR, yang terdiri dari Apt. Rezqi Handayani MPH, Nurul Qamariah MSi dan Dibyo Waskito Guntoro MPd, bekerja sama dengan SMK Kesehatan Muhammadiyah Palangka Raya.
Reporter : (adv/*)
Editor : Endang Pergiwati