Pemkab Kediri Mulai Menata Kampung Inggris, Ditandai Dengan Digitalisasi Transaksi Pembayaran

KEDIRI (Lenteratoday) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mulai melakukan penataan Kampung Inggris, Pare. Kawasan tersebut bakal disulap menjadi eduwisata dan menjadi salah satu ikon Kabupaten Kediri. Awal penataan dilakukan dengan melakukan digitalisasi kampung Inggris Pare lewat QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk pelaku UMKM, Senin (22/11/2021).
Sebagaimana diketahui QRIS merupakan sistem pembayaran digital menggunakan QR code yang dapat dibaca penyelenggara jasa sistem pembayaran. Dengan begitu, sistem transaksi dengan pelaku UMKM di Kampung Inggris, Pare tidak lagi menggunakan pembayaran tunai. Bagi pelaku UMKM sendiri, adanya QRIS transaksi lebih cepat, apalagi saat padat pengunjung.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramono atau akarab disapa Mas Bup Dhito menyampaikan, Kampung Inggris, Pare, terkenal sebagai daerah yang paling padat dikunjungi wisatawan dari luar daerah. Bahkan, pada bulan Desember dari informasi yang diterima bakal kedatangan tamu sampai sekitar 4.000 pengunjung.
"Dengan adanya launching QRIS ini sebenarnya adalah satu langkah awal Pemkab Kediri betul-betul memperhatikan Kampung Inggris," kata Mas Bup Dhito usai acara launching QRIS untuk UMKM di Kampung Inggris Pare, Senin (22/11/2021).
Program untuk kampung Inggris, lanjut Mas Bup Dhito, sangat banyak dan tidak berhenti pada QRIS. Penataan Kampung Inggris, Pare sangat diperlukan. Sebab, orang bicara Kabupaten Kediri, yang pertama kali tertanam adalah Kampung Inggris. Hal itu tak lain karena Kampung Inggris merupakan satu-satunya tempat pembelajaran bahasa Inggris terbesar di Indonesia yang tumbuh secara natural. "Pemkab Kediri berkomitmen penuh untuk membangun kampung Inggris," ucapnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Kediri Wihujeng Ayu Rengganis menyampaikan, program digitalisasi Kampung Inggris dibentuk untuk meningkatkan ekosistem digital. Kampung Inggris merupakan kampung yang mempunyai potensi yang sangat luar biasa untuk dikembangkan sebagai pusat edukasi tidak hanya lokal tapi juga nasional. "Dengan potensi pengunjung dari seluruh wilayah Indonesia dan mayoritas merupakan generasi millennial, maka pengembangan ekosistem digital sangat mungkin untuk dilakukan," ungkapnya.
Program digital pembayaran dengan menggunakan QRIS, lanjut dia, merupakan program nasional untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional dari aspek sistem pembayaran. Berdasarkan data sampai November 2021, jumlah mesin yang sudah terhubung sebesar 12,5 juta dan didominasi pelaku usaha mikro kecil dengan porsi sebesar 88 persen dari total market.
"Ini membuktikan bahwa UMKM memegang peranan sangat penting dalam terbentuknya ekosistem digital di bidang pembelajaan," unkap Wihujeng. Diharapkan, Kampung Inggris dapat menjadi sebuah kampung digital dan menjadi rujukan di tingkat nasional.
Supaya terealisasi, ditegaskan, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak terkait. Tidak hanya Bank Indonesia, pemerintah, perbankan, namun yang tidak kalah penting adalah dukungan dari seluruh komunitas dan masyarakat di kampung Inggris.
Reporter: Gatot Sunarko/Adv
Editor : Endang Pergiwati