
LUMAJANG (Lenteratoday) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, terdapat 5.205 warga terdampak erupsi Gunung Semeru. Sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia dan 56 orang luka luka.
Abdul Muhari, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menjelaskan jumlah itu didapatkan dari total 10 kecamatan yang terdampak.
“Jumlah masyarakat terdampak, baik itu awan panas guguran di dua kecamatan, kemudian masyarakat terdampak debu vulkanik di delapan kecamatan, itu total 5.205 jiwa dengan 1.300 orang di pengungsian,” kata Abdul dalam konferensi pers virtual, Minggu (5/12/2021).

Berdasarkan data BNPB, dua kecamatan terdampak awan panas guguran adalah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Sementara itu, delapan kecamatan terdampak debu vulkanik adalah kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Pagelaran, Wajak, Kepanjen, Dampit, Bantur, dan Turen semuanya Kabupaten Malang.
Abdul menjelaskan, dari jumlah warga terdampak itu, sebanyak sembilan orang statusnya masih tidak jelas. "Status korban apakah hilang atau meninggal ini masih pendataan. Kami belum menerima informasi detail,” ucap dia.

Sementara untuk korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru bertambah satu orang, sehingga saat ini terdapat 14 orang dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, korban luka-luka juga bertambah 15 orang menjadi total 56 orang.
BNPB akan segera membangun posko terpadu untuk memudahkan proses koordinasi dan konsolidasi data. (*)







Reporter : Sahlan Kurniawan
Editor : Lutfiyu Handi