PKM Prodi Teknik Sipil Unesa Adakan Pelatihan Olah Data Pengukuran Bagi Guru Teknik Konstruksi dan Properti SMK Jombang

SURABAYA (Lenteratoday) - Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya kali ini dilaksanakan atas permohonan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jombang melalui koordinator Kepala Sekolah Kudu Jombang untuk melatih guru teknik konstruksi dan properti SMKN Wilayah Jombang tentang alat UT Waterpass, Theodolit, Total Station. Tim PKM ini terdiri dari para dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya, yaitu Titiek Winanti, Djoni Irianto, Endro Wibisono, Indiah Kustini, Nurhayati Aritonang, Danayanti Azmi Dewi Nusantara.
Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan secara daring, tanggal 1 - 3 September dari pukul 8.00 sampai dengan pukul 14.00, menggunakan Zoom, Googel drive, WhasApp. Peserta pelatihan 49 dari 10 guru SMKN wilayah Jombang (Kudu, Jombang, Mojokerto, Madiun, Magetan, Ngawi, Winongan, Ponorogo, Trenggalek, Pagerwojo Tulungagung).
Pelatihan ini dilatarbelakangi untuk menyamakan kompetensi kelulusan siswa pada mata pelajaran tersebut, terkait adanya perkembangan operasional alat dan pengembangan alat dari manual ke digital. Kegiatan ini digelar dengan mengacu pada posisi guru sebagai pendidik yang harus menyiapkan lulusan SMK sebagai tenaga kerja di bidang konstruksi, dan upaya untuk menyesuaikan diri dari perkembangan teknologi pada pekerjaan lapangan, serta menyadari pentingnya fungsi alat UT di lapangan sebagai alat sarana penetapan titik duga, cek kelurusan, ketegakan yang dikehendaki pada bangunan gedung.
Sementara tujuan PKM ini sendiri untuk menyamakan pemahaman kompetensi mata pelajaran tersebut bagi kelulusan SMK, memberi pemahaman informasi perkembangan teknologi alat pengukuran, serta pemahaman operasional dan pengolahan data alat pengukuran di lapangan yang hasil pengukurannya sangat berfungsi untuk pembangunan. Lepas dari tujuan formal tersebut, permintaan terkait pelatihan ini memang disampaikan kepada TS FT untuk menjaga hubungan kerjasama yang sudah terjalin lama.
Metode pelatihan yang digunakan ceramah, demontrasi, pemutaran vidio, pengerjaan tugas, pemberian pre tes dan post tes serta pengisian angket kepuasan. Dari pelatihan ini diketahui pemahaman materi dari peserta telah memiliki kemampuan cukup, karena dapat menjawab pertanyaan dengan benar sebesar 58 %. Hal ini disebabkan peserta pelatihan adalah guru, minimum sudah mempunyai pemahaman tentang alat UT meskipun bukan guru mata pelajaran yang terkait.
Sementara peningkatan pemahaman setelah pelatihan, ada kenaikan sekitar 18 % karena kompetensi dasar materi UT ada 12 KD, namun tidak seimbang dengan waktu yang disediakan. Pada pemahaman kognitif perlu banyak latihan dan contoh selain teori, serta kurang cukup waktu bagi peserta untuk menyampaikan langkah kerja sebelum pengukuran, saat pengukuran, masalah pengukuran di lapangan baik untuk K3 alat dan pengukurannya. Sedang pemahaman materi operasional alat total stasion sebesar 40 %, artinya peserta dinilai masih kurang memahami, karena alat tersebut merupakan alat pengembangan dari alat waterpas dan theodolit yang dijadikan satu. Dengan terlebih dahulu melakukan pembidikan pada alat diafragma dan sebelum pengoperasian diperlukan pemograman jumlah titik yang akan dibidik pada alat.
Namun dari tingkat kepuasan, 95 % peserta menyatakan sangat puas pada materi yang diberikan, karena materi yang disampaikan mudah dipahami, bermanfaat dan memberi motivasi pada pekerjaan di lapangan serta pelaksanaan pelatihan sesuai dengan kegiatan. Adapun kepuasan terhadap pemateri pelatihan, sebesar 88 % peserta menyatakan cukup baik, karena kesiapan penyampaian materi, ketepatan waktu kehadiran dan berupaya membangkitkan minat peserta pada saat pemahaman materi yang disampaikan.
Repoter : Rahmad Suryadi
Editor : Endang Pergiwati