
Kediri – Kepala SMPN 1 Kota Kediri, Marsudi Nugroho, dituntut mundur menyusuldugaan tindakan bullying terhadap D, siswa sekolah tersebut. Akibat bullyingoleh teman-temannya itu, D mengalami depresi disertai gejala psikomatis,sehingga menyebabkan perubahan perilaku yang sebelumnya periang menjadipemurung, juga keluhan fisik akibat tekanan psikis.
Tuntutan tersebut disampaikan lewat somasi oleh Moch. Mahbuba SH,penasihat hukum orangtua D yang datang ke sekolah tersebut (6/3/2020). Selain dituntutmundur, Marsudi Nugroho juga diminta melakukan permintaan maaf terbuka dihadapan para siswa.
“Kasus itu akan ditindaklanjuti melalui proseshukum, jika permintaan kami tidak dituruti,”ujar Mahbuba, saat ditemui dikantor Dinas Pendidikan Kota Kediri, usai menyerahkan surat tembusan somasi keDinas Pendidikan.
Diungkapkan Mahbuba, siswa D, sampai dibawa kerumah sakit dan sempat dibawa ke psikolog. Akibat bullying oleh teman-temannyaitu, D mengalami depresi disertai gejala psikomatis, sehingga menyebabkan perubahan perilaku yang sebelumnya periang menjadi pemurung. Selain itu, D juga mengeluhkan sakit pada tubuhnya. “Sampai dibawa ke rumah sakit dan sempat dibawa ke psikolog.“Diagnosisnya, D mengalami depresi,”tandas Mahbuba.
Mahbuba menjelaskan, bullying itu berawal saat D dimintakan izin orangtuanya dari sekolahuntuk diajak ke Semarang. Sehingga dia tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Izin itu sudah diberikan,namun saat maupulang, dia ‘diancam’ nilai ekstranya nol. Mendengar itu, D menangis tersedu, takut nilainya nol, meskiizin sudah diterima.
Beberapa hari kemudian, saat pertemuanpengurus OSIS dan para ketua kelas, Kepala SMPN 1 Marsudi Nugroho menjelaskanterkait kejadian D. Sehingga, para siswa yang lain menjadi mengetahui kejadianitu. Setelah itulah, D menjadi korban bullying oleh teman-temannya.
Secara terpisah, Kepala SMPN 1 Marsudi Nugroho, awalnya mengelak adanya masalah tersebut. Tetapi beberapasaat kemudian dia menjelaskan bahwa pada saat itu guru telah mengingatkanjangan sampai sering-sering tidak masuk. Kalau sering tidak masuk, nilaiekstranya bisa nol. “Jadi hanya mengingatkan saja,”jelas Marsudi.
Ditegaskan pada pertemuan pengurus OSIS danketua kelas, menyatakan tidak menyebut nama D secara langsung, hanyamenyebutkan kejadian pada Jumat(24/1/2020), jangan sampai diikuti atau terulang.
“Saya tidak menyebut nama siswa, hanya kejadianpada hari Jumat dan masalah tersebut sudah selesai. Sudah tidak ada masalah,malah orangtuanya minta maaf ke sekolah dan tetap menyerahkan anaknya kesekolah dan sudah dilaporkan ke Diknas.Saya juga tidak tahu adanya somasi ,”tandas Marsudi.
Menanggapi masalah itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Siswanto,saat dikonfirmasi usai sholat Jumat di Masjid Baiturrahman Semampir mengakubelum mengetahui kasus itu, belum mendapatkan laporan dari kepala SMPN 1, danbelum menerima surat somasi itu. (gos)