
JAKARTA (Lenteratoday) -Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memperkirakan varian Omicron saat ini sudah ada di Indonesia.
Analisisnya terkait keberadaan varian baru itu sudah ada di tengah masyarakat, karena daya sebar Omicron yang supercepat.
"Sifat Omicron ini begitu cepat menular. Harus saya ingatkan, sifat eksponensialnya itu cenderung super, 2 kali setidaknya dari Delta,” kata Dicky lewat keterangan video, dikutip Jumat (10/12/2021).
Apalagi, negara tetangga Indonesia sudah mendeteksi varian tersebut seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
"Bahkan (negara dengan) kapasitas surveillance-nya lebih kuat dari Indonesia pun sudah mendeteksi," ujar Dicky.
"Jadi besar kemungkinan, analisis saya, hipotesis saya, ketika Indonesia menemukan (kasus infeksi Omicron) itu sudah di komunitas," lanjutnya.
Dia juga menyoroti masa karantina orang dari luar negeri di Indonesia yang sangat singkat. Sebelum kebijakan terbaru diterapkan, lama masa karantina sempat hanya 3 hari saja.
"Jadi dengan masa karantina yang pendek, kemudian surveillance genomic yang rata-rata 0,2 persen sebelumnya, itu menempatkan kita dalam situasi yang sangat rawan,” katanya.
Terpisah, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio memastikan, hingga saat ini belum ada laboratorium yang melaporkan varian Corona B.1.1.529 atau Omicron dari pemeriksaan spesimen menggunakan metode whole genome sequencing (WGS).
"Saya pastikan sampai saat ini belum ada laboratorium yang melaporkan adanya Omicron," kata Amin, saat dihubungi, Jumat (10/12/2021).
Seperti diketahui, varian Omicron atau B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.
Sementara, kasus infeksi B.1.1.529 pertama yang terkonfirmasi diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021 (*)
Sumber: Bisnis.com
Editor:Arifin BH