Di Hadapan Wapres, Gubernur Khofifah Pastikan Huntara dan Huntap Segera Dibangun di Area 90,98 ha

SIDOARJO (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memastikan kesiapan 90,98 hektar lahan untuk kawasan hunian sementara (Huntara) dan hunian tetap (Huntap) para warga terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Lumajang.
Hal itu disampaikan pada Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, saat Video Conference penanganan dan situasi pasca APG Gunung Semeru Lumajang di VIP Room Bandara Internasional Juanda Kamis (16/12/2021).
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin dijadwalkan mengunjungi dua titik terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Posko Pengungsian Terpadu Penanggal dan Kampung Renteng di Kec. Candipuro Kamis (16/12/2021) siang
Namun pada pukul 09.30 WIB Gunung Semeru kembali mengeluarkan APG . Berdasarkan informasi, Pos Pantau Gunung Sawur jarak luncur diperkirakan turun hingga jarak 3,8 km dari gunung kabut ke arah Besuk Kobokan.
Gubernur Khofifah memastikan bahwa huntara dan huntap segera dibangun di area Perhutani seluas 90,98 ha. "Allhamdulillah, bahwa surat keputusan (SK) dari menteri KLHK sudah diterbitkan kemarin malam (15/12/2021). Dalam SK tersebut, telah disiapkan lahan 90,98 hektar di dua titik di Candipuro dan Pronojiwo," ungkapnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu, menyatakan bahwa para pengungsi Awan Panas dan Guguran (APG) Gunung Semeru untuk relokasi kampung terdampak dan hunian sementara akan segera dibangun.
"Selalu yang para pengungsi dampak APG sampaikan adalah kepastian hunian mereka. Untuk di Candipuro dan Pronojiwo, pembangunan format huntap sudah bisa dilakukan, land clearing bisa segera dilakukan selesai turunnya SK dari menteri KLHK," urainya.
Khofifah mengatakan bahwa proses pembangunan Huntara bisa dimulai secepatnya. Ia optimis, apabila cuaca tetap cerah malam nanti, maka proses pembersihan lahan (land clearing) akan bisa segera dimulai.
"Karena alat-alat berat sudah ada disana, milik PUPR, Kodam, Polda, bahkan Pemprov, agar bisa segera dibangun Huntara yang nantinya menjadi satu kesatuan dengan Huntap," katanya.
"Kalau hari ini cuaca bagus, seluruh alat berat bisa bekerja karena titik koordinatnya sudah ada, baik di Candipuro maupun Pronojiwo. Setelah land clearing selesai maka bisa segera ditindaklanjuti, membangun huntara dulu baru huntap," tambahnya.
Mantan menteri sosial ini berharap, agar kepastian adanya hunian ini dapat memberikan ketenangan bagi para pengungsi, dan memberikan kembali semangat untuk dapat segera pulih sosial ekonominya.
"Semoga ini bisa memberikan ketenangan bagi pengungsi karena mereka punya kejelasan soal dimana hunian tetap akan dibangun untuk mereka. Untuk saudara-saudara yang tengah mengungsi agar tetap tenang dan jangan panik. Huntara Insya Allah segera dibangun setelah itu huntapnya," tutupnya.
Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan menyiapkan lahan dengan total luasan 90,98 Ha yang terbagi di dua wilayah yaitu Desa Sumberwujur, Kec. Candipuro dan di Desa Oro Oro Ombo Kec. Pronojiwo .
Penentuan dua lokasi tersebut sepenuhnya berdasarkan Hasil Rapat antara Pemkab Lumajang dengan Badan Geologi ESDM pada Rabu (15/12/2021) lalu. Dinyatakan bahwa kondisi geografis kedua lokasi masuk zona aman, karena rendah terhadap potensi gempa.
Atas persetujuan tersebut, Thoriqul Haq menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan konsep Huntara dan Huntap yang nyaman dan memberikan ruang untuk melakukan aktivitas ekonomi. "Insyaallah lokasi huntara yang akan dibangun nantinya juga akan jadi lokasi hunian tetap (huntap) yang sedang kami siapkan juga," kata Bupati Thoriqul.
Tak hanya itu, dirinya juga memastikan dalam upaya relokasi tersebut tetap memberikan ruang aktivitas ekonomi warga. Salah satunya dengan menyiapkan lahan komersil.
"Itu bisa dimanfaatkan menjadi kandang terpadu. Kami berharap ini bisa dimanfaatkan menjadi kandang sapi perah, seperti di kawasan Senduro," katanya
Hingga saat ini, Thoriqul juga menyampaikan bahwa dirinya perlu mendengar lebih jauh kemauan warga terdampak. Karena, menurutnya apa yang dipersiapkan harus sesuai dengan harapan masyarakat.
"Jadi kalau ada yang minta dijadikan tetap satu RT/RW dengan tempat tinggal yang lama kami akan usahakan bisa," pungkasnya. (*)
Reporter : Lutfiyu Handi
Editor : Lutfiyu Handi