
JAKARTA (Lenteratoday) – Sebanyak 11 jenazah warga negara Indonesia (WNI) korban kapal tenggelam yang mengangkut pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di Johor Bahru, Malaysia, sudah diidentifikasi. Sementara 6 di antaranya telah terkonfirmasi oleh pihak keluarga korban di RS Sultan Ismail Johor Bahru.
"Hasil koordinasi dengan pihak RS Sultan Ismail Johor Bahru, sebanyak 11 jenazah sudah diidentifikasi. Dari jumlah tersebut, 6 jenazah sudah terkonfirmasi oleh keluarga/ahli waris di Indonesia maupun di Malaysia," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Senin (20/12/2021).
Ramadhan mengatakan, enam jenazah itu sudah teridentifikasi dan terkonfirmasi oleh keluarga. Jenazah mereka juga sudah siap untuk dilakukan repatriasi ke Indonesia.
Keenam korban itu bernama Misrukiah asal Pekanbaru, Tukimin Martameja asal Cilacap, Bangsal Udin Basar asal Lombok Tengah, Syech Mulachela asal Lombok Tengah, Ahmad Abullah Patoni asal Lombok Timur, dan Andy Maulana asal Cilacap.
"KJRI JB saat ini dalam proses persiapan repatriasi 6 jenazah ke daerah asal di Indonesia. Waktu pelaksanaan repatriasi diupayakan secepatnya dengan opsi melalui jalur laut dari Johor menuju Batam mengingat waktu tunggu apabila dipulangkan melalui udara via bandara KLIA," tuturnya.
"Opsi tersebut dapat dilakukan dengan kesiapan kapal milik Polair dalam laksanakan repatriasi dan melakukan penjemputan dari Johor Bahru menuju Batam," sambung Ramadhan.
Lebih lanjut, kata Ramadhan, untuk percepatan identifikasi jenazah, Staf Teknis (Stafnis) Polri telah menyampaikan hasil sidik jari jenazah korban kapal tenggelam kepada Divisi Hubinter Polri. Sidik jari jenazah akan diteruskan kepada satuan kerja terkait untuk membantu percepatan proses identifikasi jenazah.
Sementara itu, Ramadhan menjelaskan saat ini Polri sedang mengupayakan izin ke Malaysia melalui KBRI KL agar kapal Ditpolair Korpolairud boleh melintasi wilayah perairan Malaysia. Kapal yang dimaksud sanggup mengangkut jenazah hingga 20 tubuh.
"Perizinan masuk kapal Polair Indonesia ke wilayah perairan Malaysia sedang diupayakan oleh Stafnis Polri dan KJRI JB melalui KBRI KL. Berdasarkan informasi dari Ditpolair Korpolairud, jenis Kapal yang direncanakan adalah KP Bisma-8001 dengan kapasitas angkut sampai 20 jenazah dan KP Laksmana-7012 dengan kapasitas angkut jenazah sampai 8 jenazah," terang Ramadhan.
Ramadhan menyebut, apabila izin didapatkan oleh pemerintah perihal penjemputan repatriasi jenazah oleh kapal Ditpolair, KJRI JB akan berkoordinasi dengan Kemlu RI perihal pembiayaan repatriasi dari Bandara Hang Nadim Batam menuju ke daerah asal jenazah.
"Stafnis Polri telah laksanakan koordinasi dengan Polis Marin Wilayah 2 Johor perihal bantuan escort saat kapal Ditpolair memasuki Malaysia dan akan membantu secara all out," imbuhnya.
Adapun Divisi Hubinter Polri akan mengirimkan 3 personel atas nama Kombes Priyo Wases, AKBP Yunik Dwi Astuti, dan AKBP Tito untuk melakukan koordinasi kegiatan misi kemanusiaan internasional itu. Ketiganya direncanakan terbang menuju Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dan berkoordinasi dengan Polda Kepri dan Stafnis Polri hari ini.
Sebelumnya, sebanyak 16 WNI penumpang kapal yang mengangkut PMI ilegal masih dinyatakan hilang. Seperti diketahui, kapal yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Johor, Malaysia.
Dilansir Antara, hingga Sabtu (18/12) pagi, pukul 08.00 waktu setempat, jumlah korban yang hilang masih tersisa 16 orang. Otoritas Maritim Malaysia, dalam pernyataannya, masih melakukan pencarian pada hari keempat tenggelamnya kapal tersebut.
Total personel SAR di darat, udara, dan laut dalam misi pencarian korban sebanyak 77 orang. Wakil Direktur Operasi Maritim Johor Kapten Simon Templer menuturkan pencarian terkendala faktor cuaca yang menyebabkan ombak tinggi.
"Pencarian di laut masih mengalami kendala karena cuaca kurang bagus masih bertahan dengan ombak besar setinggi 3-5 meter yang juga menghalangi jarak pandang," ujar Simon.