
KEDIRI (Lenteratoday) - Suatu penghormatan untuk tenun ikat Bandar Kidul. Setelah diwajibkannya pegawai Pemkot Kediri mengenakan kain karya penenun lokal tersebut, kini Pemprov Jatim juga menerapkan hal serupa kepada pegawainya. Hal ini sangat membanggakan bagi penenun ikat asal Kota Kediri tersebut.
Fakta tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim, Drajat Irawan saat bertandang ke kampung tenun ikat, Bandar Kidul untuk berbelanja. “Setiap Jumat di minggu pertama, kami mengenakan seragam dari tenun ikat bandar kidul Kota Kediri ini,” ungkapnya saat dijumpai di salah satu tempat perajin tenun, Minggu, (26/12/12).
Dikatakan Drajat, hal tersebut sejalan dengan instruksi dari Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sebagai bentuk dukungan Pemprov Jatim kepada para perajin tenun ikat. Mengetahui hal ini, Erwin Wahyu Nugroho, perajin sekaligus pemilik usaha tenun merek 'Bandoel' merasa sangat senang.
“Alhamdulillah, senang sekali, ini menjadi angin segar bagi kami para perajin tenun di tengah gempuran pandemi Covid-19 yang terjadi,” ungkapnya, Minggu (26/12/21).
Dikatakan, hingga saat ini sudah banyak pegawai Pemprov Jatim dari berbagai dinas yang berkunjung ke galeri nya untuk memesan seragam. “Sudah banyak yang memesan ke kami, diantaranya dari Dinas Pertanian, Biro Perekonomian, Dinas Koperasi dan Disperindag. Alhamdulillah stok selalu habis, saya yakin ini menjadi berkah tidak hanya kepada saya tetapi juga kepada para perajin lain di kampung tenun ikat bandar kidul ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, Tanto Wijohari, menyambut baik program Pemprov Jatim ini. “Kami Pemkot Kediri sangat berterimakasih atas program yang luar biasa ini, saya percaya dengan ini tenun ikat Bandar Kidul ini terus naik dengan demikian ekonomi daerah pun juga segera pulih,” ujar Tanto, Senin (27/12/21).
Sebagai informasi saat ini Tenun Ikat Bandar Kidul telah didaftarkan ke Unesco sebagai warisan budaya non-bendawi.
Reporter: Gatot Sunarko
Editor : Endang Pergiwati