
LUMAJANG (Lenteratoday) - Pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) untuk warga terdampak awan panas guguran (APG) Semeru bisa menjadi prototype bagi daerah lain. Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau pembangunan huntara di Lumajang, Rabu (5/1/2022).
Gubernur menilai bahwa huntara yang akan dibangun ini cukup komplet. Mulai dari desain bangunan yang nantinya huntara bisa dijadikan sebagai kamar tambahan atau dapur pada hunian tetap (Huntap). Bahkan dalam site plan relokasi ini akan ada fasilitas ibadah, pendidikan, ekonomi bahkan GOR.
"Selain itu, huntara ini akan bisa menggerakkan ekonomi para penghuni di sini karena ada sektor ekonomi yang disiapkan sesuai dengan kultur masyarakatnya yaitu berkebun, bertani dan beternak. Di mana, akan ada peternakan yang disiapkan di area ini," jelasnya.
Insya Allah jika semuanya selesai akan menjadi smart village atau Bumi Semeru Damai. Saat ini juga sedang dibangun akses jalan, saluran air serta aliran listrik. "Dan yang lebih penting lagi area ini jauh dari aliran lahar dingin maupun awan panas guguran Semeru" ungkap Khofifah.
Sebagai informasi, huntara dan huntap yang akan dibangun merupakan tipe 60. Di mana, huntara akan dibangun di bagian belakang tanah kavling seluas 10x14 meter dengan luas bangunan ukuran 6 x 4 meter. Sedang huntap akan dibangun di kavling bagian depan dengan ukuran 6 x 6 meter.
Khofifah menjelaskan, lahan yang akan dipergunakan untuk huntara dan huntap memiliki luas 81 Ha ini berada di Desa Sumbermujur kecamatan Candipuro- Lumajang. Lahan tersebut berkapasitas tampung sebanyak 2.000 rumah lengkap fasum, fasos serta fasilitas ekonomi.
Saat ini, lanjut Mantan Mensos RI itu, lahan tersebut sedang dalam proses penyiapan dibangun untuk huntara seluas 40 Ha. Nantinya, tahap II lahan yang akan diproses adalah seluas 41 Ha. Proses ini melibatkan Tim Kodim 0821 Lumajang, Yon Zipur 10, BBWS Brantas , Polres Lumajang serta PUPR.
Selain itu, ada pula lahan di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo dengan luas 9,4 Ha. Saat izinnya diproses pengajuan ulang karena ada pergeseran lokasi.
Gubernur juga mengapresiasi kecepatan kerja Pemerintah dan Forkopimda Kabupaten Lumajang dan pihak terkait dalam menyiapkan lahan relokasi untuk warga terdampak APG Semeru.
Khofifah menilai bahwa pengerjaan huntara ini sangat patut mendapat apresiasi. Pasalnya, dari proses perizinan hingga peletakan pondasi berjalan sangat cepat. APG Semeru terjadi tanggal 4 Desember 2021 sore hari. Hari ini tanggal 5 Januari 2022. Land clearing sudah selesai dan pemadatan sudah selesai 41 ha dari total 81 ha dengan kondisi siap dibangun.
"Kita semua harus memberikan apresiasi yang luar biasa. Saya sendiri tidak menyangka bahwa ada percepatan yang luar biasa dan penyiapan huntara ini mulai dari proses perizinan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, land clearing juga sangat cepat hingga sekarang sampai pada proses pemadatan akhirnya siap bangun," tutur orang nomor satu di Jatim itu.
Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengapresiasi dukungan Gubernur Khofifah. Ia mengaku, sinergitas yang terjalin antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten berjalan harmonis sehingga evakuasi dan perbaikan dapat berjalan cepat.
"Terima kasih saya haturkan sedalam-dalamnya untuk Gubernur kita yahg tercinta. Berkat dukungan dan kerjasama kita semua, Alhamdulillah upaya-upaya yang kita lakukan untuk masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan cepat," tutupnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Bakorwil Jember, Kalaksa BPBD Prov. Jatim, Kepala Dinas Pendidikan Prov. Jatim, Kepala Dinas PR KP dan CK Prov. Jatim, Kepala Dinas Kehutanan Prov. Jatim, serta Dinas Sosial Prov. Jatim. (*)
Sumber : Humas
Editor : Lutfiyu Handi