24 April 2025

Get In Touch

Tren Pembangunan Pemukiman Meningkat, Pemkot Kediri Review Rencana Induk Penyediaan Air Minum

Suasana konsultasi publik review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Ruang Kilisuci Balai Kota Kediri yang diadakan Bappeda, Selasa, (11/1/22).
Suasana konsultasi publik review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Ruang Kilisuci Balai Kota Kediri yang diadakan Bappeda, Selasa, (11/1/22).

KEDIRI (Lenteratoday) - Pembangunan bandara dan keberadaan Tol Kediri-Tulungagung yang direncanakan beroperasi 2023, menjadi daya tarik para pengembang perumahan di Kota Kediri. Hal ini terlihat adanya indikasi tren peningkatan pembangunan permukiman baru di wilayah Kota Kediri.

Mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Kediri melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Kediri menggelar acara konsultasi publik review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Ruang Kilisuci Balai Kota Kediri, Selasa, (11/1/22).

Sebagaimana amanat dari Peraturan Daerah (Perda) No: 4 /2019 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang didalamnya berisi setiap Pembangunan Perumahan harus menggunakan jaringan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). "Perda tersebut yang kita jadikan pedoman sebagai perumusan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman ke depan," ucap Chevi Ning Suyudi, Kepala Bappeda Kota Kediri, Selasa, (11/1/22).

Lebih lanjut, dijelaskan dilakukannya review RISPAM ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan air minum di Kota Kediri dan mengetahui capaian target pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Kediri. Selain itu, RISPAM sendiri sebagai arahan Pemkot Kediri dalam mengembangkan sarana, prasarana air minum di Kota Kediri melalui program yang terpadu dan berkelanjutan.

"Jadi kita akan menyampaikan sejauh mana proses penyediaan air bersih kita, lalu apa potensi dan keunggulan yang akan kita dorong ke depan. Termasuk juga bagaimana antisipasi tantangan ke depan karena Kota Kediri akan dilewati Tol Kediri - Tulungagung dan akan berdiri Bandara Dhoho Kediri yang jaraknya kurang lebih 6 Km dari Kota Kediri", tutur Chevy.

"Dengan adanya 2 elemen transportasi besar ini, mengakibatkan indikasi akan ada banyak tren pertambahan kegiatan, termasuk pemukiman baru di wilayah Kota Kediri. Untuk itu, kita undang perwakilan masyarakat dan stakeholder, sebagai bentuk perencanaan partisipatif di sektor penyediaan air minum", imbuhnya.

Diharapkan kegiatan tersebut dapat menghasilkan dokumen RISPAM yang aplikatif dan dapat dijadikan pedoman penyelenggaraan SPAM di Kota Kediri hingga 5 tahun kedepan. "Kami sudah menyusun review RISPAM ini sejak 2021, dan hari ini kita lakukan konsultasi publik untuk menyerap semua aspirasi OPD di lingkungan Pemkot Kediri dan stakeholder terkai,” ujar Chevy.

“Agar kami mengetahui kekurangan dari dokumen yang  kami susun ini sebagai acuan kerja kurang lebih untuk 5 tahun kedepan dalam hal penyediaan air minum di Kota Kediri," imbuhnya.Dalam rapat tersebut Bappeda Kota Kediri menghadirkan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang juga membantu menyusun RISPAM sebagai pemateri dalam acara konsultasi publik tersebut.

Selain itu, turut hadir beberapa OPD di lingkungan Pemkot Kediri, PDAM, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Asosiasi Pengembang Perumahan seperti REI, APERSI dan APERNAS serta LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup.

Reporter: Gatot Sunarko

Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.