
LAMONGAN (Lenteratoday) - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Lamongan mewaspadai adanya konflik sosial hingga praktik politik uang.
Kerawanan tersebut menjadi kebiasaan dan berulang kali terjadi. Banyak orang mengenal istilah 'serangan fajar', selain itu juga insiden pecahnya konflik antar pendukung menjadi catatan untuk segera mengambil langka solutif.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMP) Lamongan, Khusnul Yaqin mengungkapkan jika dalam kontestasi Pilkades pihaknya akan membentuk tim khusus guna memetakan potensi kerawanan.
"Nanti ada tim yang kita bentuk untuk memetakan titik dan potensi kerawanan Pilkades serentak. Selain itu juga antisipasi dini adanya kecurangan lainya," ungkap Khusnul saat dikonfirmasi, Selasa (18/1/2022).
Menurutnya, indeks kerawanan ditentukan dari kultur warga dan kebiasaan selama penyelenggaraan Pilkades. Bisa juga, kata Khusnul, dilihat dari bakal calon (bacalon) terlebih adanya calon incambent atau petahana.
"Bisa dilihat dari kebiasaan pilkades sebelumnya, jadi ada desa yang tiap Pilkades selalu rawan itu jadi catatan. Yang kedua itu calonya dan siapa rivalnya." papar Khusnul.
Guna meminimalisir pecahnya konflik, Pemkab Lamongan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6 Juta perdesa penyelenggara untuk biaya keamanan. Selain itu juga menyiagakan petugas sebelum maupun pasca Pilkades yang diselenggarakan di 62 desa itu.
"Informasi pertama kan panita pengawas di Kecamatan, ada juga dari Kesbangpol dan lainnya mungkin dari Polri serta TNI maupun partisipan lainya," katanya.
Kendati demikian, imbuh Khusnul, Pilkades juga mewaspadai penyebaran Covid-19. Dan untuk pemilih yang sedang dalam masa karantina maupun isolasi tidak dianjurkan menyalurkan hak pilihnya.
"Tetap dilaksanakan dengan menggunakan prokes ketat. Kita juga turunkan petunjuk teknis agar menyediakan thermo gun tempat cuci tangan dan persiapan masker, Juga mengantisipasi kerumunan," tutupnya saat menyampaikan persiapan Pilkades serentak di Lamongan. (*)
Reporter : Adyad Ammy I
Editor : Lutfiyu Handi