21 April 2025

Get In Touch

Jatim dan Jabar Tingkatkan Kerjasama

Penandatanganan kerjasama antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Kamis (20/1/2022). (foto : Kominfo Jatim)
Penandatanganan kerjasama antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Kamis (20/1/2022). (foto : Kominfo Jatim)

SURABAYA (Lenteratoday) – Pemprov Jawa Timur dan Jawa Barat berupaya keras untuk meningkatkan kerjasama di antara kedua daerah. Bahkan, kerjasama yang dijalin tidak lagi kerjasama bisnis, namun sudah pada kerjasama government to government (G to G).

Kerjasama kedua provinsi ini ditandai dengan penandatanganan bersama di Gedung Negara Grahadi, Kamis (20/1/2022). Penandatanganan kerjasama Pengembangan Potensi Daerah dan Peningkatan Pelayanan Publik di kedua wilayah provinsi dilakukan oleh kedua kepala daerah yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Acara penandatanganan juga dilakukan oleh beberapa OPD dari kedua daerah. Yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Kerjasama tersebut, diharapkan akan mampu meningkatkan , volume kerjasama dan perdagangan antar provinsi. Tujuannya, juga akan berimbas peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan banyak potensi yang bisa dikerjasamakan antara kedua daerah tersebut. Khofifah menyebutkan diantaranya adalah daging. “Jawa Barat dan Jawa Timur kita bersama sama menjadi bagian dari penopang swasembada daging, tadi saya sampaikan inseminasi buatan di balai besar Singosari,” kata Khofifah.

Potensi Jatim ini akan sejalan dengan Jabar yang juga punya potensi cukup besar khususnya di SDM. Sebab, peternakan sapi sudah menjadi kultur masyarakat Jawa Barat. “Bagiamana meningkatkan produktifitas dari apa yang bisa disupport dari balai besar inseminasi buatan,” tandas Khofifah.

Bahkan, lanjutnya, tidak hanya pada budidaya sapi saja, namun juga pada rumah potong hewan (RPH) halal juga menjadi konsen Jatim. Pasalnya, RPH halal ini menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan daging di beberapa negara seperti Timur Tengah, Malaysia dan Brunai yang selama ini masih mengimpor daging dari Brazil, Australia, dan New Zeland.

“Kita rasanya punya kemampuan untuk itu. Kalau ini ditopang dari Jawa Timur dan Jawa Barat sama sama kita bergerak rasanya tidak sekedar swasembada daging tapi kita juga bisa menyiapkan RPH halal,” tandas Khofifah.

Selain daging sapi, Khofifah juga menyingung tentang industry fashion muslim. Di mana, Jabar punya potensi garmen yang luar biasa, kemudian Jabar dan Jatim juga punya banyak desainer, border bahkan hingga tenun. Sehingga, desainer dari kedua daerah tersebut bisa membangun kinerja yang luar biasa.

Kemudian yang ketiga adalah industry otomotif. Khofifah menyebutkan bahwa saat ini tren otomotif lebih pada mobil listrik. Dalam hal ini Jatim yang memiliki sumber daya mineral berupa dolomit maka punya potensi cukup besar di industry mobil listrik. Khofifah menyebutkan berdasarkan uji laboratorium di beberapa negara dolomit memiliki efektifitas lebih bagus dibandingkan nikel.

“Kita menunggu hasilnya sembari kita menyiapkan, kalau misalnya otomotifnya dibangun di Jabar kemudian kami menyiapkan baterainya yang berbasis dolomit di Jatim semua ini akan memberikan kesalingan, saling menguatkan, saling memberikan keuntungan,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan bahwa pertemuan tersebut untuk meningkatkan volume kerjasama dan perdagangan antara provinsi yang selama ini dalam pembangunan Indonesia. “Sejauh ini, kerjasama lebih ke bussines to bussines, sekarang kami tingkatkan ke level government to government,” katanya.

Ridwan Kamil menandaskan bahwa Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk mencapai 50 juta jiwa dan Jawa Timur dengan jumlah penduduk 40 juta jiwa, menjadi potensi besar jika dikerjasamakan. “Jabar masih banyak impor sapi, sehingga kami ingin belajar dari Jatim yang kebetulan balai besar inseminasi buatan ada di Singosari yang tentunya bisa menjadi tempat kami belajar. Juga hal hal industry yang besar dan tentunya kita lihat Jatim sedang dikonsepkan dengan,” kata Gubernur yang akrab dengan panggilan RK ini.

RK juga menandaskan jika Jabar punya kekuatan di sektor industri manufaktur, karena memang  industry mobil eskositem IKM-nya sudah sangat terbentuk. Terkait dengan mobil listrik, RK juga ada peluang besar untuk dikerjasamakan antara Jabar dan Jatim.  

“Mudah mudahan dengan seiring teknologi juga bisa berjalan sesuai pesan Presiden yaitu hilirisasi industry. Ada tiga hal, yaitu yang pertama mineral jangan dijual mental, kedua ekonomi hijau, dan ketiga ekonomi digital. Dan ini yang akan kami kerjasamakan dengan digabungkan 50 juta penduduk Jabar dan 40 juta penduduk Jatim itu sudah 30 % ekonomi Indonesia,” pungkasnya. (*)

Reporter : Lutfiyu Handi

Editor : Lutfiyu Handi   

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.