
SURABAYA (Lenteratoday) – Para peneliti China yang terus melakukan penelitian untuk menemukan obat bagi aneka varian virus, kini menemukan jenis virus yang kemudian diberi nama Neoromicia Capensis atau dikenal sebagai Neocov. Studi penelitian ini dipublikasikan di Biorxiv.
Namun meski memiliki kemiripan nama dengan coronavirus disease (Covid-19), nyatanya Neocov bukan varian virus covid-19. Neocov adalah kerabat dekat dari virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang merebak di Arab Saudi pada 2012 lalu.
Kendati demikian, ahli belum bisa menjelaskan bahwa Neocov ini bisa menyerang organ paru-paru atau fungsi pernafasan. Ahli masih juga meneliti seberapa mematikan atau tidak virus baru Neocov.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah mendeteksi keberadaan MERS di sejumlah negara di beberapa kawasan seperti Timur Tengah, Afrika, hingga Asia Selatan.
"Apabila digabungkan terdapat 27 negara yang melaporkan kasus MERS sejak 2012. Virus ini mengakibatkan kematian terhadap 858 orang karena infeksi virus dan beberapa komplikasi yang terjadi," kata WHO mengutip The Independent, Minggu (30/1).
Analis genome virus meyakini bahwa MERS berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke unta pada masa lalu.
WHO mengatakan 35 persen pasien yang terinfeksi MERS telah meninggal dunia, meskipun data itu masih diragukan karena sejumlah kasus ringan mungkin terlewatkan oleh sistem pengawasan kesehatan yang ada.
Studi yang dilakukan peneliti China tersebut menunjukkan bahwa ada potensi ancaman Neocov dapat menginfeksi manusia. Namun hingga kini, belum ada bukti terkait penularan dan tingkat fatalitas virus tersebut kepada manusia.
Terlebih, tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan Neocov untuk menginfeksi tubuh manusia cukup rendah.
Ahli di University of Warwick Lawrence Young mengatakan pihaknya masih terus mempelajari terkait potensi virus tersebut untuk menginfeksi manusia dan tingkat keparahannya.
Sebelumnya, komunitas peneliti pernah menemukan Neocov pada sebuah studi yang dilakukan di wilayah utara dan tenggara Afrika Selatan pada 2017 silam. Namun Neocov saat itu menjangkit mamalia dengan genus Neorimicia.
Tak hanya Afrika Selatan, peneliti tersebut juga menemukan Neocov di beberapa negara di Afrika salah satunya adalah Uganda.
Sumber : CNN | Editor : Endang Pergiwati