29 April 2025

Get In Touch

Gaungkan Budaya Literasi, Perpustakaan Kota Batu Resmi Dibuka

Walikota Batu, Dewanti Rumpoko (kiri), Kepala Perpustakaan Nasional, M. Syarif Bando (tengah) dan Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso (kanan) saat peresmian Gedung Perpustakaan Umum Kota Batu, Jl. Kartini, Jumat (4/2/2022) pagi
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko (kiri), Kepala Perpustakaan Nasional, M. Syarif Bando (tengah) dan Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso (kanan) saat peresmian Gedung Perpustakaan Umum Kota Batu, Jl. Kartini, Jumat (4/2/2022) pagi

BATU (Lenteratoday) – Literasi menjadi salah satu kunci untuk menciptakan generasi yang unggul, maju dan berdaya saing. Ketersediaan sarana perpustakaan dengan koleksi bahan bacaan beragam sesuai zaman menjadi salah satu hal yang penting.

Hal itupun diwujudkan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dengan meresmikan Gedung Perpustakaan Umum Kota Batu Jalan Kartini, Ngaglik, Kec.Batu, Jumat (4/2/2022). Letaknya yang strategis yaitu di kawasan Alun-Alun dan bersebelahan dengan Batu Tourism Mall memberi kemudahan bagi warga untuk mengakses gudang ilmu tersebut.

“Alhamdulillah, gedung perpustakaan ini sudah jadi dan cukup megah. Dengan adanya gedung ini, semoga perpustakaan mampu mengembangkan inovasi dan kreativitasnya, dan semoga masyarakat lebih banyak yang datang ke perpustakaan,” kata Wali Kota Batu, Hj. Dewanti Rumpoko, dalam kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat, Peresmian Gedung Layanan Perpustakaan dan Pengukuhan Bunda Literasi Kota Batu, di Gedung Perpustakaan Umum Kota Batu, Jl. Kartini, Jumat (4/2/2022) pagi.

Kepala Perpustakaan Nasional RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM yang hadir dalam kegiatan tersebut memberikan apresiasi kepada Pemkot Batu yang memiliki komitmen untuk menjaga budaya literasi, khususnya bagi generasi muda.

Walikota Batu, Dewanti Rumpoko (kanan) dan Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bando (kiri) saat penyerahan penghargaan kepada Kota Batu untuk Transformasi Literasi.

Perpustakaan saat ini hendaknya tidak lagi identik dengan deretan buku-buku tua. Dan hal itu menurut Syarif telah diwujudkan di Kota Batu.“Betapa banyak buku yang ada di masyarakat yang butuh untuk diimplementasikan. Tugas kita saat ini adalah mencerdaskan kehidupan anak bangsa, mensejahterakan anak bangsa, melindungi NKRI dan melaksanakan ketertiban dunia,” katanya.

Syarif menambahkan, perpustakaan saat ini akan diisi teori ilmu perpustakaan abad-18 sebanyak 10%, teori ilmu perpustakaan yang tumbuh pesat pada abad-19 sebanyak 20% dan teori ilmu perpustakaan yang relevan saat ini sebanyak 70%.

Ditegaskannya, pendidikan dan literasi harusnya bisa menjadi salah satu modal awal untuk terus memberdayakan masyarakat. “Meningkatkan literasi harus bisa jadi modal awal untuk memberdayakan masyarakat, dan semua institusi pendidikan harus bergerak akan itu. Perpustakaan sebagai jantung dari gerakan itu,” terangnya.

“Literasi adalah kedalaman ilmu pengetahuan. Pembangunan karakter.  Kedepannya tak boleh lagi ada sarjana ke sana kemari untuk mencari pekerjaan. Tapi harus ciptakan pekerjaan,” lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu, Santi Restuningsasi menjelaskan perpustakan baru ini wujud dukungan Pemkot Batu untuk meningkatkan literasi masyarakat."Dalam rangka menggaungkan Literasi masyarakat perlu didukung dengan sumber daya yang memadai diantaranya ketersediaan sarana Perpustakaan serta Koleksi bahan bacaan," jelasnya.

Untuk diketahui, Kota Batu memiliki 146 unit perpustakaan yang tersebar di seluruh penjuru kota. Terdiri dari Perpustakaan Daerah, Taman Baca Masyarakat, Perpustakaan Desa atau Kelurahan, Sekolah, Masyarakat dan Keluarga.

Sedangkan Koleksi Bahan Pustaka yang ada di Perpustakaan Daerah Kota Batu sejumlah 34.300 eksemplar dan 4.800 buku elektronik  yang sudah  bisa diakses melalui E-book Perpustakaan Kota Batu. “Perpustakaan ini nantinya juga bisa berfungsi sebagai co-working space, ada ruang buat anak-anak juga. Selain itu guna mengikuti perkembangan zaman, maka kami juga memfasilitasi generasi muda untuk mengakses buku secara digital,” terang Santi.

Dalam acara peresmian perpustakaan daerah, talkshow soal literasi juga diselenggarakan. Langkah ini  untuk menunjukkan bila dengan membaca dan memperkaya khazanah literasi, bisa tercipta masyarakat yang berdaya.

Terpisah, Ketua Komunitas Perempuan Kreatif Kota Batu Dwi Harining Setyowati yang menjadi salah satu pembicara talkshow menceritakan, selama ini kelompoknya bisa berdaya dan menghasilkan sebuah karya tak lain karena membaca buku. “Komunitas kami telah menghasilkan banyak karya, salah satunya batik tulis, kami mengetahui bagaimana cara memproduksi sebuah batik ini tak lain karena membaca, saya dan kawan-kawan perempuan lainnya memang tidak memiliki guru, bayar kursus juga mahal, tapi karena ada buku, kita belajar dari situ,” jelas Dwi.(adv)

Reporter: Reka Kajaksana | Editor: Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.