26 April 2025

Get In Touch

Ini Strategi Pemkot Melawan Omicron di Surabaya

Ilustrasi Omicron.
Ilustrasi Omicron.

SURABAYA (Lenteratoday) – Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk melawan Covid-19 varian Omicron. Selain blocking area di perkampungan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga meminta jajarannya untuk menerapkan pembatasan Rekreasi Hiburan Umum (RHU), taman – taman, alun-alun dan tempat yang berpotensi mendatangkan banyak orang. Ia juga mengingatkan pemilik usaha untuk turut serta berkontribusi dalam penerapan prokes ketat.

“Gerakkan lagi Kampung Wani Suroboyo, lakukan swab massal di RT/RW, vaksin tidak boleh berhenti dan saya nyuwun (minta) tolong prokesnya. Pakai masker. Jangan sampai merugikan orang lain dan kita harus saling menjaga. Kita akan patroli, misal ada RHU atau pelaku usaha seperti warkop, restoran dan lain sebagainya yang tidak menerapkan prokes, maka akan dikenakan sanksi. Sanksinya apa? Berupa penutupan dalam kurun waktu tertentu,” tegas Wali Kota Eri.

Tak hanya itu, Eri mengatakan kalau dalam satu kampung atau satu RT, ada dua orang tersuspen Covid, maka pihaknya akan lakukan blocking area. “Kita lakukan swab massal di tempat RT itu. Semangat yang mulai kendor mulai dihidupkan kembali karena warga Surabaya dan vaksin terus dilaksanakan, terpenting pakai masker dimanapun,” ujarnya.

Wali Kota Eri pun mengungkap hasil diskusinya dengan pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Windhu Purnomo, beberapa waktu lalu terkait penyebaran virus (Omicron) ini 5x lebih cepat dibanding terdahulunya. Berdasarkan data saat ini, 90 persen virus yang menyebar adalah varian Omicron, sedangkan untuk varian Delta kini sudah tidak lagi menjadi ancaman serius.

“Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua. Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2 bahkan bisa naik ke Level 3 dan lainnya,” ucap Eri.

“Kalau banyak PPKM berlaku lagi di Surabaya. Tego ta jenengan (apa tega anda)  kalau keluarga kita gak bisa jualan. Tega ta jenengan (apa tega anda) yang sakit ini yang ga pakai masker, lalu membuat ekonomi ga bisa gerak, saudara – tetangga gak bisa jualan dagang?” imbuh Eri.

“Karena saya berharap warga Surabaya, empati munculkan. Jangan sampai kita merugikan orang lain. Banyak saudara - saudara kita yg masih butuh makan. Biarkan mereka berjualan tapi tetap dijaga dan dibantu dengan cara kita pribadi menerapkan prokes yang ketat,” sahut Eri.

Pemkot mewajibkan semua tempat usaha wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi. “Selanjutnya, apabila di tempat tersebut mengatakan prokes, tetapi tidak sesuai, bahkan ketahuan penjaga dan menimbulkan klaster baru, bukan tidak mungkin tempat tersebut akan ditutup selama seminggu. Disini bisa kita lihat sing rugi yo sampean dewe (yang rugi ya anda sendiri),” kata Eri.

Selain itu, Pemkot Surabaya meminta progres surat pernyataanya, karena ini menyangkut kepentingan semua. “Bukan Pemkot disuruh muter (keliling) terus yang lainnya ga mau jaga. Saya malah balik, kalau ingin Surabaya sehat, yang punya usaha harus bisa menjaga tempatnya masing-masing," ungkap Eri.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Agus Hebi Djuniantoro telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) penutupan delapan taman untuk kegiatan rekreasi. “Kalau untuk kegiatan edukasi tetap kami izinkan buka. Kapan bukanya? Kita lihat dahulu perkembangan Omicron,” kata Hebi.

Begitu pula dengan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Wiwiek Widayati yang menginstruksikan pembatasan kunjungan di Alun – Alun Surabaya. Pembatasan ini berlaku di seluruh area alun – alun, mulai dari basement dan seluruh area di halaman Balai Pemuda.

Wiwiek menambahkan, untuk UMKM tetap berjalan seperti biasa. Karena menurutnya roda perekonomian harus tetap berjalan, meskipun terjadi pembatasan. “Setelah assesment Satgas Covid-19, maksimal kunjungan 500 – 600 orang per hari, di seluruh area alun – alun. Begitu dengan hiburan di dalam basement, juga kita berhentikan sementara, seperti grup kesenian dan lain sebagainya. Sampai kapan diberlakukan pembatasan? Kita lihat terlebih dahulu perkembangan Omicron di Surabaya,” ucap Wiwik.

Reporter: Ryan Rizky | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.