KEKHAWATIRAN Covid-19 masih mengganjal perekonomian terbukti terjadi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI 2021 mencapai 3,69%, lebih baik dibandingkan tahun 2020 yang mengalami kontraksi 2,07%. Namun angka ini ‘mbleset’ (Jawa: tidak sesuai), berada di bawah proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar 4%. Di tingkat regional Asia Tenggara dan negara-negara G-20 yang telah mengumumkan geliat ekonominya, Indonesia berada di ‘papan bawah’. Hanya sedikit lebih tinggi dari Vietnam yang tumbuh hanya 2,58%. Jauh tertinggal dari Filipina dan Singapura meskipun sama-sama berkutat dengan hantaman varian delta. Filipina tumbuh 5,6% dan Singapura 7,2%. Sementara, jika dibanding negara anggota G-20, negeri ini berada di nomor dua dari bawah. Hanya lebih tinggi dari Jerman yang tumbuh 2,7%. Ekonom menilai, hal tersebut menjadi cerminan bila program pemulihan ekonomi pemerintah belum memuaskan. Juga diingatkan, ‘jalan licin’ yang sama bisa membuat Indonesia terpeleset di 2022 akibat terus bermunculannya varin baru corona. BACA BERITA LENGKAP, DOWNLOAD DI SINI https://cdn.lentera.co/c/newscenter/lenteratoday/2022/02/08022022.pdf
[3d-flip-book id="84941" ][/3d-flip-book]https://cdn.lentera.co/c/newscenter/lenteratoday/2022/02/08022022.pdf">