
KEDIRI (Lenteratoday) - Konsep Kediri Raya yang digagas Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bertemu dengan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar diawali dengan penanganan Covid-19.
Kedua pemerintah daerah yang bertetangga tersebut membutuhkan kerjasama antar-wilayah dalam menentukan kebijakan supaya penanganan Covid-19 mendapatkan hasil maksimal dan lebih efektif.
"Beberapa hari yang lalu saya mbatin menanggulangi Covid ini bagaimana, kok pas Pak Wali telepon,"kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu saat bertemu dengan Abdullah Abu Bakar di Balaikota, Jumat (18/2/22) lalu.
Mas Dhito menyampaikan, Kediri itu borderless, tidak bisa dipisahkan. Dalam kedatangannya itu, pihaknya mengakui untuk membahas langkah yang diambil terutama sinergi antar-wilayah dalam penanganan Covid-19.
"Kediri ini terkadang untuk penanggulangan Covid tidak bisa kota sendiri atau kabupaten sendiri, maka harus bersatu," ungkapnya. Mas Abu begitu sapaan akrab Walikota Kediri menyampaikan, menyikapi angka lonjakan kasus Covid-19 program vaksinasi diakui telah digenjot.
Ditambahkan, tak dipungkiri ada warga Kota Kediri yang divaksin di Kabupaten Kediri, begitu sebaliknya. "Saya rasa ini tidak apa-apa, karena kita seperti satu kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan dalam penanganan Covid-19," tuturnya.
Diterangkan Mas Abu, di Kota Kediri dalam bidang pendidikan karena adanya lonjakan kasus sekolah dilakukan secara daring. Namun, hasil evaluasi melihat keterisian rumah sakit, jumlah angka yang terpapar dan tingkat kesembuhan sekolah kembali dibuka dengan batasan 50 persen.
"Tapi ini pilihan, bagi yang ingin daring silakan tidak apa-apa, taman juga akan kita buka, tempat wisata juga mulai buka tapi dengan ketentuan Inmendagri 50 persen," terangnya. Masalah perekonomian yang berdampak selama pandemi, menurut Mas Abu, juga tak kalah penting. Bahkan, perekenomian yang mulai bergerak setelah kembali adanya lonjakan kasus aktif kembali harus dibatasi.
Setelah persoalan dirasa bisa ditangani, Mas Abu mengaku pihaknya mencoba untuk menggerakkan kembali perekonomian. Pun begitu tetap harus memperhatikan ketentuan protokol kesehatan (prokes).
Menanggapi hal itu, Mas Dhito menyampaikan untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten sudah 50 persen, namun untuk tempat wisata sejauh ini masih tutup. Bilamana Kota Kediri akan melakukan relaksasi, begitu juga Kabupaten Kediri akan bersiap melakukan hal sama.
"Karena kalau di kota tutup atau kabupaten yang tutup nanti masyarakat akan gerombol semua (ke tempat wisata yang buka)," ucapnya. (*)
Reporter: Gatot Sunarko
Editor : Lutfiyu Handi