
KEDIRI (Lenteratoday) - Kelangkaan minyak goreng (migor) hampir tidak berpengaruh pada inflasi di Kota Kediri. Pasalnya, Pemkot Kediri selalu melakukan operasi pasar untuk memantau ketersediaan migor.
Hal itu diungkapkan Lilik Wibawati, Kepala Badan Pusat Statistik Kota Kediri. Dikatakan kelangkaan migor tidak menjadikan komoditas utama penyumbang inflasi. Hal itu terbantu langkah Pemkot Kediri intens melakukan operasi pasar memantau ketersediaan migor.
“Karena sering dilakukan operasi pasar makanya harga migor stabil sesuai harga yang ditetapkan pemerintah pusat,” ujar Lilik Wibawati.
Angka inflasi Kota Kediri Februari 2022 turun dibanding bulan Januari (2022, yakni 0,43 persen jadi 0,20 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri merilis data sepuluh komoditas penyumbang inflasi: nasi dengan lauk inflasi 0,083 persen; beras inflasi 0,056 persen; shampo inflasi 0,038 persen; sabun mandi inflasi 0,037persen; sawi hijau inflasi 0,028 persen; bawang merah inflasi 0,027 persen; migor inflasi 0,023 persen; wafer inflasi 0,020 persen; apel inflasi 0,019 persen, dan kontrak rumah inflasi 0,017 persen.
Menurut Lilik Wibawati, kelangkaan migor tidak menjadikannya komoditas utama penyumbang inflasi. Ia mengungkap bahwa Pemkot Kediri selalu melakukan operasi pasar untuk memantau ketersediaan migor. “Karena sering dilakukan operasi pasar makanya harga migor stabil sesuai harga yang ditetapkan pemerintah pusat,” ucapnya.
Di samping komoditas pendorong kenaikan harga, terdapat beberapa komoditas mengalami penurunan harga, di antaranya: telur ayam ras deflasi -0,108 persen; cabai rawit deflasi -0,052 persen; kopi bubuk deflasi -0,048 persen; emas perhiasan deflasi -0,017 persen; kangkung deflasi -0,016 persen; obat dengan resep deflasi -0,016 persen; semangka deflasi -0,015 persen; jeruk deflasi -0,008 persen; ayam hidup deflasi -0,007 persen, dan duku/langsat deflasi -0,005 persen.
BPS mengimbau kepada Pemkot Kediri tetap waspada terkait angka inflasi di Maret 2022.
“Kita harus waspada terhadap persiapan masyarakat menyambut kedatangan bulan Ramadan yang berpotensi meningkatkan permintaan terhadap bahan pokok. Selain itu kenaikan cukai juga berimbas pada kenaikan harga rokok, dan terjadinya perubahan iklim secara ekstrem menyebabkan penurunan pasokan komoditas pangan tertentu,” terang Lilik.
“Kami imbau kepada masyarakat tidak usah panik dengan jumlah stok bahan pangan di Kota Kediri. Pemkot Kediri akan memfasilitasi kecukupan pangan. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan berkoordinasi agar masyarakat tidak menimbun bahan-bahan pokok dan mencegah terjadinya panic buying,” ujar Lilik.
Pihaknya berharap inflasi Kota Kediri semakin terjaga sehingga masyarakat dapat mencukupi kebutuhan masing-masing. “Seperti yang kita ketahui menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri terjadi kenaikan harga pada beberapa bahan pokok. Semoga melalui upaya tim TPID kondisi tersebut dapat terkendali di Kota Kediri,” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Chevy Ning Suyudi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Selaku Koordinator I TPID Menyampaikan Pemkot Kediri akan terus berkoordinasi dengan BI mengendalikan tingkat inflasi di tengah gejolak kelangkaan migor saat ini. (*)
Reporter: Gatot Sunarko
Editor : Lutfiyu Handi