25 April 2025

Get In Touch

OKK PWI Jatim, Tekankan Kode Etik Hingga Ingatkan Implikasi Hukum Pemberitaan

PWI Jatim menggelar kegiatan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK), Senin (14/3/2022).
PWI Jatim menggelar kegiatan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK), Senin (14/3/2022).

SURABAYA (Lenteratoday) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur (Jatim) menggelar Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK), Senin (14/3/2022). Kegiatan yang diikuti oleh wartawan, perwakilan media-media di Jatim ini memberikan materi terkait Kode Etik Jurnalistik (KEJ) hingga penulisan dan editing pemberitaan.

Dalam pembukaannya, Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim mengatakan jika para wartawan ingin menjadi anggota PWI maka terlebih dahulu harus mengikuti pelaksanaan OKK sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Dasar Peraturan Rumah Tangga (PDPRT) PWI.

"Semoga bermanfaat dan bisa membangun diskusi bagi perkembangan profesi jurnalisme, khususnya di Jatim," ujarnya Lutfil Hakim.

Wakil Ketua Bidang Keorganisasian PWI Jatim, Machmud Suhermono memberikan materi tentang profesionalitas wartawan. Dalam penyampaian materi dikatakannya, wartawan di mana pun wajib menjunjung tinggi dan menjalankan KEJ.

Selain itu, dijabarkan juga tentang makna Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan 12 butir pedoman pemberitaan ramah anak. Dalam penjelasannya bahwa setiap pemberitaan yang menyangkut anak, baik pelaku, saksi atau korban, namanya wajib dirahasiakan, sekalipun inisialnya, termasuk nama sekolah atau lembaga pendidikan tempat anak tersebut sekolah.

"Jika hal itu dilanggar maka wartawan atau penanggung jawab redaksi medianya bisa dipidanakan dengan ancaman penjara 6 tahun dan denda Rp 500.000.000,” tegasnya.

Materi juga diberikan oleh Dewan Kehormatan (DK) PWI Jatim Joko Tetuko dan Wahyu Kuncoro sebagai Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Jatim.

“Terkadang kita sebagai wartawan yang sudah sering wawancara ke salah satu narasumber, akhirnya menganggap teman sendiri. Akhirnya semakin kesini semakin tidak menghormati, apalagi kalau narasumbernya lebih muda. Padahal wartawan punya pedoman perilaku,” kata Joko Tetuko.

Sementara itu, Wahyu Kuncoro menyampaikan bahwa di dalam dunia jurnalistik, ia menekankan pada digitalisasi yang mempengaruhi sikap manusia. Begitupun juga dengan media, Wahyu mengingatkan supaya seseorang dengan profesi wartawan bisa tetap pada jalur dan pedoman perilaku wartawan.

“Sekarang banyak sekali media, dan wartawan di Indonesia. Kita juga ga tahu kalau memang mereka beneran wartawan atau sampingan. Kalau mengaku wartawan, ya program utamanya adalah jurnalisme,” tutup Wahyu.

Reporter : Asepta Yoga Permana | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.