09 April 2025

Get In Touch

Invasi Ukraina, Militer Rusia Akui 1.351 Tentaranya Tewas

FILE - A Ukrainian soldier inspects a destroyed Russian APC after recent battle in Kharkiv, Ukraine, March 24, 2022. The writing made by Ukrainian soldiers reads: 'Not to War'. (AP Photo/Efrem Lukatsky, File)
FILE - A Ukrainian soldier inspects a destroyed Russian APC after recent battle in Kharkiv, Ukraine, March 24, 2022. The writing made by Ukrainian soldiers reads: 'Not to War'. (AP Photo/Efrem Lukatsky, File)

MOSKOW (Lenteratoday)- Militer Rusia dalam pernyataan terbaru mengakui bahwa 1.351 tentaranya tewas dalam 'operasi militer khusus' di Ukraina sejak akhir Februari lalu. Rusia juga menyebut lebih dari 400.000 warga sipil telah dievakuasi dari Ukraina.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/3/2022), sejumlah pejabat senior militer Rusia untuk pertama kali dalam beberapa pekan terakhir mengumumkan data terbaru soal jumlah tentara yang tewas dalam invasi di Ukraina.

Dalam briefing di Moskow pada Jumat (25/3/2022) waktu setempat, selain mengumumkan 1.351 tentara tewas di Ukraina, pejabat senior militer Rusia juga menyebut bahwa sekitar 3.825 tentara lainnya mengalami luka-luka.

Sementara pejabat senior Kementerian Pertahanan Rusia, Mikhail Mizintsev, menuturkan bahwa 419.736 warga sipil telah dievakuasi ke Rusia dari wilayah separatis Donetsk dan Luhansk yang ada di Ukraina bagian timur, juga dari beberapa wilayah Ukraina lainnya.

Dari jumlah itu, sebut Mizintsev, lebih dari 88.000 orang di antaranya merupakan anak-anak dan sekitar 9.000 orang lainnya merupakan warga negara asing."Rusia akan terus membuka dan menyediakan koridor kemanusiaan ke segala arah," tegas Mizintsev.

Secara terpisah, perwakilan senior Staf Jenderal pada militer Rusia, Sergei Rudskoi, mengecam pasokan senjata dari negara-negara Barat terhadap Ukraina.

"Kami menganggapnya kesalahan besar, pasokan senjata ke Kiev oleh negara-negara Barat. Ini memperpanjang konflik, meningkatkan jumlah korban dan tidak akan bisa mempengaruhi hasil operasi," sebutnya.

"Tujuan sebenarnya dari pasokan semacam ini bukan untuk mendukung Ukraina, tapi untuk menyeret Ukraina ke dalam konflik militer berkepanjangan," ucap Rudskoi dalam pernyataannya."Beberapa anggota NATO menyarankan untuk menutup langit. Angkatan Bersenjata Rusia akan memberikan reaksinya," imbuhnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berulang kali menyerukan kepada negara-negara NATO untuk menerapkan zona larangan terbang di Ukraina.Dalam pernyataannya, Rudskoi menegaskan Rusia melancarkan operasi 'di seluruh wilayah Ukraina'. Dia juga mengklaim bahwa Ukraina telah kehilangan 14.000 tentaranya, sementara 16.000 tentara Ukraina lainnya mengalami luka-luka.(*)

Sumber:AFP,ist | Editor: Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.