
JAKARTA - Setelah Covid-19 varian Omicron dan turunannya yang disebut BA.2 menimbulkan lonjakan kasus di sejumlah negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi varian kombinasi keduanya yang dinamai varian XE.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa varian XE memiliki tingkat penularan sekitar 10 persen lebih tinggi dibandingkan dengan BA.2.
Meskipun demikian, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa varian ini akan menimbulkan gelombang kasus seperti varian-varian sebelumnya.
"Kenalan dengan varian XE:
-Rekombinan Omicron BA.1 dan BA.2
-Ada 600-an kasus XE di Inggris
-Tingkat pertumbuhan 9,8% di atas BA.2
-Mudah menular 10% daripada BA.2 (WHO)
-Belum ada bukti seperti Alpha, Delta, dan Omicron
-Belum ada alasan untuk khawatir
-Tetap pakai masker," cuitnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Selasa (5/3/2022).
Di sisi lain, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa karakter varian XE yang lebih infeksius harus tetap diwaspadai.
Menurutnya, upaya pengendalian penyebaran varian ini masih sama seperti varian lainnya yaitu dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Di tengah euforia dunia mengingatkan kita, kita tidak bisa longgar yang tidak terkendali, harus terukur, 5M harus terjaga, dan vaksinasi harus dikeja," mengutip Bisnis, Selasa (4/5/2022).
Editor: Arifin BH