26 April 2025

Get In Touch

Ada 1.148 Ha Lahan di Banyuwangi Manfaatkan Jasa ‘Playu Anter’

Bupati Ipuk dan pejabat Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Banyuwangi saat peluncuran program Playu Anter. (Foto.dok)
Bupati Ipuk dan pejabat Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Banyuwangi saat peluncuran program Playu Anter. (Foto.dok)

Banyuwangi (Lenteratoday) – Program  Pelayanan Jasa Usaha Alat dan Mesin Pertanian (alsintan) Terintegrasi atau disingkat Playu Anter yang sudah dilaksanakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi sejak 2020 terbukti dibutuhkan masyarakat. Menurut Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, M. Khoiri, saat ini pelaksanaannya dilakukan oleh 6 kelompok usaha pelayanan jasa alsintan (Upja) yang tersebar di kecamatan, Wongsorejo, Kabat, Rogojampi, Cluring, Blimbingsari, dan Tegaldlimo.

 “Sedikitnya sudah ada 1.148,7 hektare lahan yang memanfaatkan jasa Playu Anter,” papar Khoiri, Sabtu (23/4/2022)

Pada tahap awal, layanan Playu Anter bisa diakses secara manual. Petani yang membutuhkan jasa layanan alsintan bisa langsung menghubungi call center masing-masing Upja yang terdekat dengan lokasinya.

Selanjutnya, Upja bersangkutan akan menindaklanjuti permohonan layanan yang diajukan oleh petani. Masing-masing Upja tersebut telah dilengkapi berbagai jenis alsintan dan mendapatkan pendampingan dari Dispertan Pangan. “Saat ini kita masih dalam proses meng-input menu layanan ini ke dalam aplikasi e-Bilaperdu. Sehingga ke depan petani bisa mengakses secara online lewat e-Bilaperdu,” urai Khoiri.

Petani bisa memanfaatkan jasa ini sejak proses membajak tanah, menyemai benih, menanam,  hingga panen.  Atau sesuai kebutuhan mereka. “Misalnya, yang hanya memerlukan traktor atau combine harvester saja juga bisa. Nanti biaya operasionalnya juga berbeda antara yang full service dan sebagian,” kata dia.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap Playu Anter merupakan pengembangan dari program E-Bilaperdu (Elektronik Mobil Layanan Pertanian Terpadu) yang telah berjalan sebelumnya. Program ini merupakan pelayanan jemput bola atas berbagai masalah pertanian yang dialami oleh petani. Khoiri menyebut, layanan ini memberikan banyak keuntungan bagi petani. Dari sisi biaya, proses budidaya menggunakan alsintan lebih efisien.

"Kalau menanam padi dikerjakan manual butuh waktu tiga hari, dengan transplanter cukup satu-dua hari. Sehingga lebih hemat biaya," kata Khoiri. "Dari sisi waktu juga diuntungkan. Semakin cepat proses tanamnya, luasan tanam yang dihasilkan juga semakin besar. Tentu ini akan berimbas pada peningkatan produksi petani" imbuhnya.

Tak hanya berdampak pada pengguna jasa layananan, program Playu Anter dari Dinas Pertanian ini juga memberikan manfaat bagi kelompok tani yang terlibat di masing-masing Upja. "Mereka akan mendapatkan penghasilan tambahan saat ada permintaan layanan Playu Anter," ujarnya.  (*)

Reporter: pj moko | Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.